Tujuannya, imbuh dia, agar barang bawaan tidak basah saat hujan turun. Pendaki pun bisa mengganti pakaian dengan yang kering saat berkemah agar tubuh tetap hangat.
3. Matikan smartphone saat cuaca buruk
Satu hal yang menggembirakan bagi pendaki adalah, sinyal seluler beberapa provider masih tetap ada sampai kawasan puncak.
Meski demikian, hal itu bisa menjadi sesuatu yang membahayakan diri para pendaki Gunung Bismo saat cuaca buruk.
“Kalau pendaki masih menyalakan alat komunikasinya di puncak pas cuaca buruk, rawan tersambar petir,” ujar Subekhi.
Oleh karena itu, pendaki hendaknya menahan diri dan mematikan smartphone-nya saat cuaca buruk.
4. Berkemah di Pos II
Tempat berkemah pendaki Gunung Bismo biasanya ada di Pos II dan Pos IV. Namun saat musim penghujan, pendaki diimbau berkemah di Pos II.
“Pendaki hendaknya berkemah di Pos II karena kalau di Pos IV itu berbahaya,” kata Subekhi.
Kondisi Pos IV memang cukup terbuka sehingga pendaki rawan terkena empasan angin ketika cuaca buruk.
Sementara itu, Pos II cukup aman karena masih tertutup oleh banyak pepohonan sehingga pendaki tidak akan terkena embusan angin kencang secara langsung.
5. Mendaki di malam hari dan ke puncak pagi hari
Subekhi mengatakan, biasanya hujan di Gunung Bismo terjadi siang hingga sore hari dan kemudian reda saat malam.
“Jadi pendakian pas musim hujan seperti ini paling pas biasanya malam setelah hujan reda, terus berkemah di Pos II,” ujar dia.
Pendakian menuju puncak baru dilanjutkan pagi hari sekitar pukul 03.00 WIB yang kemungkinan cuacanya cerah.