Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Menaruh Harap pada Mas Wishnutama

Kompas.com - 29/12/2019, 19:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain anggaran dana yang besar dan terencana, langkah awal yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah mengembangkan lima destinasi pariwisata super prioritas, antara lain Danau Toba (Sumatera Utara), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Borobudur (Jawa Tengah), Likupang (Sulawesi Utara) dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat), untuk menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kelima tempat tersebut rencananya akan di-branding menjadi destinasi wisata Bali “baru” atau premium untuk mencapai target pemerintah di tahun 2019, yaitu mendatangkan kurang lebih sekitar 20 juta wisatawan mancangara.

Salah satu contohnya adalah pemerintah akan mematok harga tiket masuk Labuan Bajo sebesar kurang lebih 1000 dolar AS atau sekitar Rp 14 juta per orang.

Dengan kata lain hanya wisatawan asing atau lokal dari kalangan atas saja yang dapat menikmati keindahan alam salah satu UNESCO World Heritage ini.

Pengembangan sektor pariwisata dalam konteks ini memang dilematis.

Di satu sisi upaya pemerintah mendongkrak industri pariwisata untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi negara melalui devisa harus kita apresiasi. Tetapi di sisi lain, masyarakat akan terkena dampak diskriminatif dari kebijakan ini.

Salah satu wacana yang berkembang adalah keluhan wisatawan domestik tentang sulitnya akses menikmati destinasi wisata lokal. Muncul anggapan, “Wisata di negara sendiri lebih mahal dibandingkan berlibur ke luar negeri.”

Dampak

Secara umum, sektor pariwisata memang banyak memberikan dampak positif seperti menyumbang devisa negara terbesar kedua, menyerap tenaga kerja, pembangunan berkelanjutan, menaikkan citra negara di mata dunia dan masih banyak lagi.

Tetapi, terlepas dari berbagai dampak positif kita juga harus memperhatikan dampak negatifnya, terutama dampak langsung pada masyarakat lokal yang bermukim di sekitar destinasi wisata.

Meski dalam skala nasional pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia, namun dampak ekonominya tidak selalu merata dirasakan masyarakat di sekitar area destinasi.

Artinya, pemerintah harus juga mampu memikirkan strategi yang efektif demi kesejahteraan masyarakat.

Masalah lainnya, secara sosial dan budaya berkembangnya destinasi wisata akan berdampak langsung pada perubahan perilaku masyarakat lokal.

Perubahan lingkungan dan interaksi sosial dengan wisatawan asing akan mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal seperti gaya hidup, kriminalitas, celah sosial yang tinggi, sikap materialistik yang tinggi, dan lain-lain.

Selain itu, lingkungan alam juga akan terkena dampak langsung dari penguatan sektor ini.
Contoh paling konkret adalah meningkatnya polusi, perluasan lahan wisata yang secara langsung akan menghilangkan habitat flora dan fauna, terganggunya kehidupan satwa liar, kekurangan persedian air bersih, dan masih banyak lagi.

Dengan merujuk pada sekelumit permasalahan di atas, kita tentunya menaruh harapan besar pada Wishnutama untuk dapat mengelola sektor pariwisata dan memikirkan strategi yang efektif untuk mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan.

Singkatnya semua pihak terkait, baik pemerintah maupun masyarakat, harus saling bersinergi satu sama lain secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan pengembangan sektor pariwisata yang tidak hanya berorientasi pada penguatan sektor ekonomi tetapi juga pada keberlangsungan hidup alam sekitar dan pelestarian nilai-nilai budaya masyarakat nusantara.

Semoga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com