Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menginap di Museum Bahari, Seramkah?

Kompas.com - 30/12/2019, 07:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 50 orang dari berbagai daerah ikut serta dalam tur jelajah Museum Bahari yang diadakan Komunitas Historia Indonesia (KHI) pada Sabtu (28/12/2019) malam.

Para peserta menjelajahi museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara ini dengan menggunakan senter dan cahaya lampu gawainya.

Menurut pendiri KHI, Asep Kambali, wisata tur museum pada malam hari sudah terlaksana beberapa kali.

Baca juga: 4 Koleksi Unik di Museum Bahari yang Buat Kamu Cinta Sejarah

"Tahun 2004 atau 2005 kami mulai bikin tur wisata malam museum, tapi gak nginep. Jadi cuman tur aja malam hari," kata Asep kepada Kompas.com, Sabtu (28/12/2019).

Asep mengatakan kala itu wisata malam yang ia buat diberi nama "Wisata Malam Museum". Namun kemudian pada tahun 2006, nama itu berubah menjadi Night At The Museum yang terinspirasi dari film yang diperankan aktor Amerika Serikat Ben Stiller berjudul Night At The Museum.

Peserta Night At The Museum di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019). Acara ini terselenggara oleh Komunitas Historia Indonesia (KHI).Nicholas Ryan Aditya Peserta Night At The Museum di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (28/12/2019). Acara ini terselenggara oleh Komunitas Historia Indonesia (KHI).
Eksplorasi Museum Bahari dimulai pukul 22.30 WIB. Para peserta mulai mengeluarkan alat jelajahnya seperti senter maupun pencahayaan dari smartphone. Mereka dibagi dalam tiga kelompok besar berjumlah kurang lebih 15 orang.

Setiap satu kelompok mendapat satu pemandu dari Museum Bahari. Sebelum mulai mengeksplorasi museum, pemandu memberikan briefing singkat tentang hal-hal atau aturan yang perlu diperhatikan.

"Karena gelap jadi kita harus berhati-hati. Kedua, koleksi tidak boleh disentuh. Lalu ada tangga naik turun, itu hati-hati sekali. Kita akan melakukan tur kurang lebih 1 jam 30 menit," ujar pemandu wisata Museum Bahari, Amaruli.

Koleksi rempah yang ada di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara. Peserta melihat rempah-rempah yang dikoleksi museum pada malam hari.Nicholas Ryan Aditya Koleksi rempah yang ada di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara. Peserta melihat rempah-rempah yang dikoleksi museum pada malam hari.

Gudang Apung

Tur museum pun dimulai menuju Gudang Apung yang terletak di belakang Museum Bahari.

Amaruli menjelaskan pada masa abad 17 dan 18 banyak orang Indonesia yang mendiami satu ruangan dan rumah tersebut. Gudang Apung ini terletak di daerah Pakin yang berarti mempersiapkan, sebuah kata yang diserap dari Bahasa Belanda.

Kemudian peserta juga diajak melihat dari kejauhan ruang navigasi yang menyimpan koleksi miniatur perahu tradisional.

Baca juga: Siapa Nenek Moyang Bangsa Indonesia? Ketahui Jawabannya di Museum Bahari

Namun, peserta tidak boleh melihat ke dalam ruangan ini karena masih dalam tahap renovasi setelah ruangan terbakar pada Januari 2018 lalu.

Antusiasme peserta tampak begitu tinggi, mereka terlihat memperhatikan dan sesekali bertanya kepada pemandu tentang bagian-bagian di museum.

Pemandu menemani peserta melihat koleksi di Museum Bahari pada tur wisata museum malam hari, Sabtu (28/12/2019).Nicholas Ryan Aditya Pemandu menemani peserta melihat koleksi di Museum Bahari pada tur wisata museum malam hari, Sabtu (28/12/2019).
Selepas melihat Gudang Apung dari kejauhan, peserta diajak untuk naik ke atas dan melihat beberapa koleksi lainnya di ruang diorama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com