Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Jet Lag? Tips Seputar Gejala dan Atasi Jet Lag

Kompas.com - 04/01/2020, 16:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika kamu sering bepergian menggunakan pesawat, mungkin kamu pernah mengalami jet lag saat sampai di tempat tujuan. Hal tersebut tersebut tidak nyaman.

Jet lag merupakan sebuah gangguan tidur yang disebabkan karena perjalanan jarak jauh menggunakan pesawat dengan melalui zona waktu yang berbeda. Biasanya, seseorang akan mengalami jet lag jika melakukan perjalanan hingga 13 jam atau lebih.

Menurut Psikolog Ratih Ibrahim, gejala jet lag pada umumnya yaitu mengantuk pada siang hari, tidak bisa tidur di malam hari, dan baru bisa tidur menjelang dini hari.

Hal tersebut karena ritme tubuh masih mengikuti kebiasaan di tempat sebelumnya.

Baca juga: 5 Makanan untuk Meminimalkan Jet Lag

Sementara itu, Direktur RSU Menteng Mitra Afia, Dokter Enrico Adhitya Rinaldi mengungkapkan, jet lag tidak memiliki perbedaan antara orang dewasa dan anak-anak.

Menurutnya, semua orang yang mengalami jet lag akan sama-sama mengalami rasa lelah yang yang membuat seseorang mengantuk, sehingga bisa membuat merasa terganggu.

Terlebih lagi ketika dalam kondisi mereka mengantuk dan sudah seharusnya tertidur lelap, namun ketika sampai di tempat tujuan, tempat tersebut masih berada dalam waktu siang hari.

Namun, jet lag sangat terlihat di anak-anak. Ratih menuturkan, kondisi anak-anak akan terlihat lebih tampak lelahnya. Mereka juga rentan lebih rewel.

"Kecuali anaknya benar-benar sehat dan anaknya memang anak yang riang gembira," kata Ratih saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Dampak jet lag

ilustrasi memanfaatkan waktu istirahat kantor untuk tidurFreepik ilustrasi memanfaatkan waktu istirahat kantor untuk tidur
Enrico mengatakan, seseorang akan mengalami jet lag dan memiliki rentan waktu yang berbeda-beda tergantung dengan zona waktunya.

Jika seseorang melewati satu zona waktu, mereka cenderung akan mengalami jet lag selama satu hingga dua hari. Namun apabila sudah melewati beberapa zona waktu yang berbeda, mereka cenderung akan mengalami jet lag selama tiga hingga lima hari lamanya.

Ketika seseorang pergi ke suatu tempat yang memiliki zona waktu yang berbeda, maka tubuh mereka perlu menyesuaikan diri perbedaan jam tersebut.

Enrico mengatakan, tubuh manusia memiliki jam biologis yaitu ritme sirkadian yang membuat manusia bisa terjaga di siang hari dan tertidur di malam hari.

Baca juga: 9 Cara Alami Atasi Jet Lag

Oleh karena itu, ketika seseorang pergi ke tempat dengan zona waktu berbeda, tentunya jam biologis harus melewati masa adaptasi yang dapat membuat seseorang terganggu waktu tidurnya.

“Sebenarnya ini hanyalah gangguan tidur saja. Tapi kalau terjadi berlarut-larut, mereka harus mencari bantuan profesional. Jet lag bisa menyebabkan kebingungan dan kehilangan konsentrasi,” kata Enrico.

Enrico juga kembali memaparkan bahwa jet lag bisa memengaruhi perasaan seseorang dan bisa membuat mereka cemas. Bahkan, seseorang juga bisa mengalami gangguan pencernaan, pusing, malas, dan murung.

Cara mengatasi jet lag

Ilustrasi tidurRidofranz Ilustrasi tidur
Jet lag sebenarnya tidak terlalu membahayakan jika sebelum melakukan perjalanan, seseorang mempersiapkan kondisi fisik terlebih dahulu. 

Selain itu, kamu bisa membawa vitamin dan obat-obatan yang diperlukan, sehingga saat pulang ke rumah, mereka tidak merasakan sakit akibat kelelahan.

Kamu juga bisa menghindari jet lag dengan memperhatikan zona waktu dan memperhitungkan jam terbang pesawat bisa jadi cara ampuh menghindari jet lag.

"Antisipasinya adalah dengan memilih jam terbang pesawat yang sesuai dengan jam tidur kita. Karena kita terbiasa tidur di malam hari, maka pilih pesawat yang jam terbangnya di malam hari,” kata Direktur RSU Menteng Mitra Afia, Dokter Enrico Adhitya Rinaldi, MARS, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Baca juga: Bagaimana Cara Kurangi Jet Lag? Berolahragalah...

Enrico mengatakan, dengan melakukan hal tersebut, kamu bisa memanfaatkan waktu di pesawat untuk tidur.

Hal ini berguna saat kamu sampai di tempat tujuan, maka sudah terbangun dan dengan mudah menyesuaikan diri di zona waktu berbeda.

Sementara untuk menyembuhkan jet lag, Ratih menuturkan, cukup mematikan lampu dan membuat ruangan menjadi gelap dapat membantu seseorang merasa lelah.

"(Mematikan lampu agar ruangan gelap) dapat membantu sekresi hormon melatonin yang membuat seseorang merasa mengantuk dan bisa tidur," kata Ratih.

"Saat tiba di rumah di jam tidur, anak-anak dan orang tua bisa meminum susu hangat yang diberi kayu manis dan gula merah sebelum tidur," lanjutnya.

Baca juga: Hotel Kapsul di Jepang Tawarkan Kucing Jadi Teman Tidur

Ratih menambahkan, orang tua juga perlu memberikan jarak waktu pulang ke rumah yang tidak berdekatan dengan hari masuk sekolah.

Hal tersebut harus dilakukan untuk memberi tubuh mereka waktu untuk beradaptasi.

"Beri jeda sekitar paling tidak satu minggu. Tubuh perlu waktu penyesuaian sekitar tiga sampai delapan hari agar pulih dari rasa lelah setelah melakukan perjalanan," kata Ratih saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/1/2020).

Tidak hanya itu, ketika sampai di tempat tujuan, melakukan penyesuaian diri dengan kebiasaan makan setempat juga penting.

Terlebih lagi pada anak-anak agar mereka bisa menikmati makanan lokal setempat dan kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com