Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2020, 19:06 WIB

KOMPAS.com Taman Margasatwa Ragunan beroperasi dengan jam buka dan tutup yang normal sepanjang musim hujan ini. Meski begitu, pengunjung tetap diimbau untuk mempersiapkan diri saat berkunjung ke sana.

Baca juga: Orangtua, Jangan Sibuk dengan Gadget Saat di Kebun Binatang Ragunan!

Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan, Ketut Widarsana, mengatakan walaupun pengunjung datang ke kebun binatang saat cuaca cerah akan tetapi mereka harus tetap siap menghadapi hujan.

“Karena situasi belakangan ini sering terjadi hujan, kita mengimbau para pengunjung untuk harap menyediakan payung atau mantel hujan. Itu yang perlu dibawa dan dipersiapkan,” kata Ketut saat dihubungi Kompas.com, Jumat, (3/1/2020).

Meski sudah mendapat imbauan, tetapi terkadang ada pengunjung yang lupa atau tidak membawa perlengkapan hujan karena cuaca terlihat cerah.

Walau begitu, pengunjung tidak perlu khawatir sebab di sepanjang jalan di dalam Taman Margasatwa Ragunan terdapat banyak kanopi yang bisa digunakan sebagai tempat berteduh.

Namun jika terjadi hujan lebat pada sore hari saat kebun binatang sudah mau tutup, maka pihak kebun binatang akan melakukan evakuasi di setiap titik obyek wisata untuk mencari apakah masih terdapat pengunjung yang terjebak hujan.

“Kita lakukan evakuasi dengan membantu pengunjung dan mengarahkan mereka ke pintu keluar. Kita menggunakan dua unit bis, mobil operasional keamanan, ditambah mobil-mobil dinas kantor. Kita kerahkan itu semua demi membantu mengevakuasi pengunjung dan membawa mereka ke pintu keluar,” kata Ketut.

Baca juga: Tips Wisata Aman di Kebun Binatang Ragunan, Hati-hati dengan Copet

Sejauh ini, Taman Margasatwa Ragunan tercatat memiliki sekitar 26.000 pengunjung pada pukul 16:00 WIB pada Kamis (2/1/2020) lalu.

Sementara pada hari Rabu (1/1/2020), saat terjadi banjir yang melanda beberapa wilayah Jabodetabek, kebun binatang tersebut tercatat memiliki kurang lebih 25.000 pengunjung.

Ketut menuturkan bahwa angka tersebut sangat rendah jika dibandingkan dengan data pengunjung pada 1 Januari 2018 yang mencapai angka 150 ribu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Travel Update
Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Travel Update
6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

Jalan Jalan
Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Travel Update
Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Jalan Jalan
Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Travel Update
36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+