JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar warga Bogor tengah gundah gulana. Bagaimana tidak, Taman Topi, yang selama puluhan tahun jadi tempat rekreasi keluarga sekaligus ikon Kota Bogor, kini akan dipindah.
Taman yang sudah menemani selama 31 tahun lebih itu bakal pindah di kawasan Jami, Desa Suka Jaya, Ciapus, Bogor.
Bagi warga Bogor, taman ini menyimpan banyak kenangan. Humas Taman Topi Bogor, Basiran, mengakui banyak masyarakat menyampaikan kenangan soal Taman Topi di media sosial.
"(Tapi) kami juga tidak dapat berbuat banyak, karena ini hak Pemda (Kota Bogor). Kami juga berterimakasih dengan Pemda, sudah diizinkan bergabung selama 30 tahun," jelas Basiran saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/1/2020).
Baca juga: Panduan Wisata ke Taman Nasional Lorentz yang Masuk Google Doodle
Taman ini berdiri untuk meramaikan Taman Ade Irma Suryani yang sudah dahulu berdiri sejak 1975. Tahun 1986 Taman Topi ini pertama kali beroperasi dan menjadi taman hiburan yang ikonik bagi masyarakat kota Bogor.
Pada unggahan yang diunggah pada 31 Desember 2019 lalu di akun Instagram resmi Taman Topi disebutkan, per 1 Januari 2020 merupakan hari terakhir Taman Topi beroperasi.
Unggahan tersebut dibanjiri komentar netizen yang berasal dari Kota Bogor. Mereka menyampaikan kesedihannya saat mengetahui informasi tersebut.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Alexander (25), warga Bogor. Ia mengatakan, Taman Topi menyimpan banyak kenangan masa kecilnya.
"Sebagai warga Bogor, Taman Topi menjadi pusat hiburan. Apalagi dari Bogor kalau mau main ke Ancol kan jauh. Jadi tempat itu menyimpan kenangan waktu kecil juga," katanya.
Baca juga: Hati-hati Saat Beli Tiket Taman Safari Bogor, Ada Penipuan Online
Warga Bogor lainnya yang kaget karena pindahnya Taman Topi adalah Albert (24). Ia mengatakan, sejak kecil hingga remaja kerap bermain dan menonton konser di taman itu.
"Dulu waktu kecil sering main wahana. Pertama kalinya main bombomcar di sana itu. Terus pas remaja sering nonton konser reggae sama teman-teman SMP,” paparnya.
Taman Topi juga menemani masyarakat Bogor dari generasi ke generasi. Terbukti, dari cerita Natalie yang dari kanak-kanak sudah bermain di taman tersebut.
Setelah dewasa dan memiliki anak, Natalie (26) membawa anaknya untuk bermain ke Taman Topi.
"Aku dulu setiap weekend sering banget main ke sana. Sampai sekarang aku gantian bawa anakku main ke Taman Topi. Sekarang sudah tidak ada," kata Natalie.
"Sedih banget, tapi kalau pindah saya usahakan kunjungi," lanjutnya.
Baca juga: Serunya Bermain Aneka Wahana Air di Taman Topi Bogor
Hal yang sama juga dirasa oleh Inggrid (25), kini walaupun sudah berkeluarga ia tetap membawa keluarganya untuk berekreasi di Taman Topi. Ia mengaku sejak kecil dirinya sering menghabiskan sore untuk bermain di Taman Topi.
"Terakhir April 2019 saya ajak anak kesitu , ternyata itu terakhir kali main di situ. Tempat rekreasi keluarga paling strategis dan murah meriah di tengah kota," kata Inggrid.
"Banyak kenangan yang tidak bisa dilupain disitu dari kecil dan ternyata sekrang sedih banget banget dengar Taman Topi akan dialihfungsikan sebagai alun-alun Bogor," lanjutnya.
Taman satu ini memang memiliki cerita tersendiri bagi banyak orang, salah satunya Iqbal (20). Ia berkunjung ke Taman Topi dari harga tiket masuk dari Rp 3.000.
"Dulu sih ada kuda gitu yang bisa muterin Taman Topi, kita naik terus dituntun sama abangnya, ada komedi puter, ada helikopter yang muter naik turun gitu. Di belakang itu ada tempat kuliner," kenang Iqbal.
Iqbal mengatakan jika nantinya Taman Topi akan di pindah ke Ciapus kenangan itu akan tetap ada di lokasi awal Taman Topi.
Baca juga: Taman Nasional Lorentz Jadi Google Doodle, Ini Pesonanya
"Tapi balik lagi, mau dipindahin kemana pun kenangan masa kecil bakal tetep di situ," paparnya.
Rencananya Taman Topi akan kembali beroperasi di Desa Suka Jaya, Ciapus pada bulan Maret nanti.
Basiran menjelaskan, wahana di lahan baru akan semakin beragam, mengingat tempat yang sudah ditetapkan lebih luas dari sebelumnya.
"Luasnya nanti kurang lebih tiga hektar, ada kolam renangnya juga, ada permainana wahana barunya juga ada. Seperti wahana air juga," tutup Basiran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.