Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lakukan Ini Saat Melihat Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor

Kompas.com - 06/01/2020, 22:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com Bunga bangkai (Amorphophallus titanium) dikabarkan mekar dengan sempurna pada Jumat (3/1/2020) di Kebun Raya Bogor. Bunga yang banyak ditemukan di hutan Sumatera tersebut memiliki tinggi hingga 1,94 meter.

Bunga bangkai merupakan tumbuhan yang sedang terancam karena banyaknya aktivitas pengambilan ilegal di hutan dan perusakan habitat asli.

Oleh karena itu jika kamu ingin melihat bunga bangkai di Kebun Raya Bogor, ada beberapa hal yang harus ditaati pengunjung. 

“Pengunjung memang memiliki akses untuk melihat bunga bangkai tetapi diharapkan untuk melihatnya dari bawah saja, tidak mendaki sedikit dan mendekati bunga,” kata Plt. Ka. Subbagian Tata Usaha Kebun Raya Bogor Dedy Pujayadi saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/1/2020).

Dedy mengatakan imbauan tersebut diberlakukan agar pengunjung tidak menyentuh bunga bangkai dan menarik kelopak bunga bangkai.

Baca juga: 3 Kebun Raya Tertua di Dunia, Sudah Pernah Tahu Belum?

Menurut Dedy, menyentuh dan menarik kelopak bunga bangkai dapat menyebabkan tumbuhan yang sedang terancam tersebut menjadi rusak. Tidak hanya itu, hal tersebut juga dapat menghambat penelitian yang dilakukan terhadap bunga bangkai.

Maka dari itu saat bunga terlihat akan mekar selama masa obsevasi, pihak Kebun Raya Bogor segera memasang pagar pelindung. 

Hal ini ditujukan sebagai antisipasi agar proses mekar bunga bangkai tidak terganggu dengan kunjungan masyarakat. 

Tidak hanya itu, Dedy juga mengatakan bahwa Kebun Raya Bogor sempat memberhentikan pengunjung yang datang untuk melihat proses mekar bunga bangkai dan hanya memperbolehkan akses kepada para peneliti saja.

Maklum, bunga bangkai hanya mekar satu kali selama empat tahun sehingga bunga ini sangat dijaga untuk keperluan penelitian.

Apabila kamu ingin melihat bunga bangkai, segara berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Sebab, Dedy mengatakan bunga tersebut terlihat sudah ingin menutup akibat cuaca beberapa hari belakangan.

“Bunga bangkai ini kemungkinan akan terus mekar selama seminggu, itu juga tergantung cuaca. Kemarin saja sehari setelah mekar sempurna, di pagi harinya sudah terlihat seperti ingin menutup lagi. Masih mekar, cuma terlihat seperti dalam proses ingin menutup,” kata Dedy.

Sebelum mengunjungi Kebun Raya Bogor, Dedy menyarankan para pengunjung untuk membawa perlengkapan anti hujan.

Baca juga: 6 Perbedaan Harus Diketahui Antara Bunga Bangkai dan Rafflesia

 

Kemudian, jika hujan terjadi ketika kamu sudah berada di dalam tempat wisata, kamu dilarang berlindung di bawah pohon dan harus berlindung di dalam gedung.

Harga tiket masuk ke Kebun Raya Bogor adalah Rp 15.000 per orang. Sementara untuk wisatawan asing adalah Rp 25.000 per orang.

Jika kamu berkunjung ke sana menggunakan transportasi umum dan tidak ingin merasa lelah saat berkeliling, kamu bisa menyewa kendaraan keliling roda empat dengan harga Rp 30.000. Sementara harga penyewaan sepeda adalah Rp 5.000.

Kebun Raya Bogor buka setiap hari mulai dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Namun jika kamu ingin berkunjung ke Herbarium atau perpustakaan, kedua tempat tersebut buka mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB.

Meskipun perpustakaan buka setiap hari, tetapi kamu tidak bisa berkunjung di hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional.

Sementara untuk rumah kaca Anggrek dan toko tanaman dan cinderamata, mereka buka mulai pukul 08.00 – 15.30 WIB. Kemudian untuk Museum Zoologi, kamu bisa berkunjung di pukul 08.00 – 16.00 WIB.

Baca juga: Kenangan Warga Bogor di Taman Topi: Rekreasi Keluarga Murah Meriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com