Di sini kamu bisa memilih untuk duduk di area indoor atau outdoor. Area outdoor lebih unggul rasanya karena menawarkan desain yang menarik, tempat duduknya dikelilingi pepohonan dan berada di balkon.
Baca juga: Makan Malam Mewah di The Hermitage Jakarta
Dengan begitu, sambil menunggu makanan bisa sambil foto-foto dengan pemandangan laut yang indah.
The Manabu menyediakan berbagai macam makanan mulai dari yang tradisional dan khas Melayu, hingga makanan western. Kami pun mencoba berbagai macam makanan di sana.
Beberapa di antaranya adalah ikan kakap steam, udang goreng oatmeal, dan tom yum.
Setelah kenyang, kami yang sengaja tak memesan kopi saat di The Manabu langsung berangkat menuju tempat minum kopi rempah khas Tanjung Pinang, yaitu Kopi Sekanak.
Tempatnya tak begitu besar, berada di pelataran rumah sang pemilik, tapi tetap nyaman.
Ada beberapa macam kopi sekanak yang bisa kamu pesan, yaitu kopi tujuh rempah, sembilan rempah, dan 11 rempah. Itu menunjukkan kekuatan rasa kopi yang kamu inginkan.
Baca juga: Mengenal Kopi Kenangan yang Diberi Suntikan Dana Oleh Jay-Z
Jika merasa pecinta kopi, tak ada salahnya memesan kopi 11 rempah.
Rasa kopi sekanak sangat unik. Kopinya sendiri dicampur dengan susu kambing dan disajikan dengan segelas kecil seduhan kopi asli.
Rasanya nikmat, memberikan sedikit rasa hangat dan harum rempah-rempah yang khas. Untuk mencobanya, kamu harus merogoh kocek sebesar Rp10.000 - Rp50.000 untuk satu set kopi rempah.
Kami berangkat sekitar pukul 08.00 dari hotel dan langsung menuju ke kota lama, tepatnya Pasar Tanjung Pinang.
Di pasar tradisional ini kamu bisa menemukan banyak sekali toko yang menjual oleh-oleh khas Tanjung Pinang.
Ada beberapa oleh-oleh yang bisa kamu beli. Kebanyakan berupa aneka kerupuk dari ikan dan hewan laut lainnya.
Baca juga: Berita Foto: Menelusuri Warisan Budaya Orang Tiochiu di Tanjung Pinang
Namun yang paling wajib kamu coba adalah kerupuk gonggong. Kerupuk dari kerang khas Tanjung Pinang punya rasa yang cukup unik, sedikit gurih dan agak manis khas daging gonggong.
Tak itu saja, kamu juga bisa mencoba dendeng sotong yang ternyata punya rasa gurih dan sedikit pedas yang khas.
Rombongan kami pun menyempatkan diri untuk membeli otak-otak bakar khas Tanjung Pinang. Otak-otak yang dibakar dengan daun ini berbeda dengan otak-otak serupa yang sering kita temukan. Otak-otaknya berwarna merah muda yang berasal dari bumbu campuran.
Ada tiga jenis otak-otak, yang original atau tidak pedas, yang pedas, dan otak-otak pedas dengan campuran daging sotong. Jenis yang terakhir jadi favorit kami.
Di kedai ini, menyediakan banyak sajian campuran India dan Melayu yang khas. Di antaranya ada roti prata kosong, roti prata isi daging, dan asma rujak.
Roti prata isi daging jadi yang menonjol. Bentuk dan rasanya mirip martabak dengan tekstur yang lebih kenyal.
Cara makannya dengan dicocol ke saus yang agak asam. Asma rujak pun wajib dicoba. Rasanya segar dengan sedikit manis yang berasal dari daging kepiting yang tersembunyi di sana.
Baca juga: Sarapan dengan Roti Prata Legendaris di Kedai Kopi Pagi Sore
Selain disuguhi dengan lezatnya rasa makanan, kamu juga bisa menikmati keriuhan kedai yang masih memiliki desain kuno yang memberikan kesan tersendiri.
Kedai ini juga selalu ramai, apalagi di waktu sarapan dan makan siang. Terkadang orang harus bergantian untuk menunggu tempat duduk kosong.
Setelah perut terisi penuh, waktunya pulang. Rombongan kami pun langsung menuju ke Bandara Raja Haji Fisabililah untuk pulang kembali ke Jakarta menggunakan penerbangan pukul 13.10 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.