Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary 4 Hari 3 Malam di Tanjung Pinang

Kompas.com - 07/01/2020, 18:50 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


TANJUNG PINANG, KOMPAS.COM - Tanjung Pinang bisa jadi salah satu destinasi liburan, terutama jika kamu mencari tempat dengan berbagai kekayaan wisata bahari dan budaya.

Tanjung Pinang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Terletak tak jauh dari Batam dan Singapura, destinasi wisata ini tak sekadar menawarkan wisata kaya budaya dan sejarah, juga kekayaan kuliner khas.

Kompas.com berkesempatan menjelajahi Tanjung Pinang dalam kesempatan Familiar Trip Pulau Penyengat yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 26 - 29 November 2019 lalu.

Berikut ini itinerary empat hari tiga malam di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Hari ke-1

- Mi Tarempa

Mie Tarempa khas Tanjung Pinang.https://pesona.travel Mie Tarempa khas Tanjung Pinang.
Setelah mendarat di Bandara Raja Haji Fisabililah, mengisi perut jadi yang utama. Penerbangan yang memakan waktu hampir dua jam ini membuat energi sedikit berkurang.

Mi Tarempa khas Tarempa, Kepulauan Anambas jadi yang pertama dicoba. Mi Tarempa punya cita rasa agak manis, sedikit rasa pedas, dan gurih.

Bentuknya mirip Mi Aceh, mi lebar yang diberi bumbu kemerahan. Ada tiga varian Mi Tarempa: goreng, tumis, dan basah yang bisa kamu coba sesuai selera. Ada tiga macam topping yang digunakan, daging sapi, ikan, dan seafood.

Baca juga: Mie Tarempa Khas Kepulauan Riau, Sensasi Asam Manis Pedas

Tempat makan Mi Tarempa yang sempat Kompas.com kunjungi adalah di Rumah Makan Tarempa, Jalan D. I. Panjaitan, KM7, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Tak hanya Mi Tarempa, di sana kamu juga bisa mencoba makanan khas lainnya yakni nasi dagang dan luti gendang. Harganya bersahabat, hanya sekitar Rp 20.000 - Rp 25.000 saja per porsi.

- Vihara 1000 Patung

Beberapa wujud Buddha yang digambarkan dalam patung di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Beberapa wujud Buddha yang digambarkan dalam patung di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau

Tujuan selanjutnya setelah perut kenyang adalah Vihara 1000 Patung. Vihara ini punya keunikan tersendiri.

Terletak di Jalan Asia-Afrika KM14, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva memiliki banyak sekali patung Budha dengan berbagai ekspresi.

Konon katanya, ekspresi Budha ini mewakili penampakan Budha ketika berwujud manusia. Jumlah patung-patung ini tak sampai 1000, hanya sekitar 500 patung saja.

Baca juga: Wisata Tanjung Pinang, Uniknya Vihara 1.000 Patung yang Dipahat Langsung dari China

Konon, patung ini dipahat langsung di Cina oleh gadis muda yang belum menikah.

Tempat wisata ini bisa kamu kunjungi Selasa-Minggu pukul 07.30 - 17.00 WIB. Pengunjung hanya perlu membayar Rp 5.000 untuk turis lokal dan Rp 30.000 untuk wisatawan mancanegara.

Hari ke-2

- Keliling Pulau Penyengat

Kompleks makam Engku Puteri Raja Hamidah, Raja Ahmad, Raja Abdullah, Raja Aisyah, dan Raja Ali Haji Kompleks makam Engku Puteri Raja Hamidah, Raja Ahmad, Raja Abdullah, Raja Aisyah, dan Raja Ali Haji

Di hari kedua, kamu bisa menghabiskan seharian penuh di Pulau Penyengat yang memesona.

Di Pulau kecil yang terletak tak jauh dari pusat kota Tanjung Pinang ini, kamu bisa berwisata sejarah dan literasi kuno Melayu yang masih cukup terpelihara.

Kamu bisa mencapai Pulau Penyengat dengan menggunakan kapal pompong yang ada di dermaga Tanjung Pinang dengan membayar biaya sekitar Rp 7.000 per orang. Setelah itu, kamu perlu menyeberangi laut selama sekitar 20 menit.

Kompas.com kala itu berangkat dari Hotel Aston Tanjung Pinang sekitar pukul 05.00 WIB.

Baca juga: Panduan Lengkap Menghabiskan Sehari di Pulau Penyengat

Tujuannya agar bisa menikmati matahari terbit dari kapal Pompong di tengah laut. Namun sayangnya, awan tebal menutupi pemandangan sunrise yang indah.

Kami mencapai dermaga Pulau Penyengat sekitar pukul 07.00 WIB. Banyak warung berjejer di sekitar dermaga. Kamu bisa mencoba salah satunya. Di sana, terdapat banyak makanan khas Melayu yang nikmat untuk dijadikan sarapan.

Untuk kegiatan wisatanya, kamu tak perlu ribet. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Penyengat memiliki sekitar 12 kegiatan yang bisa kamu coba.

Saat berkunjung ke Penyengat, Kompas.com berkesempatan mencoba sekitar tujuh kegiatan wisata, seperti sarapan khas Penyengat, mengikuti tur Masjid Raya Pulau Penyengat, tur sejarah Penyengat menggunakan sepeda.

Baca juga: Gurindam 12, Puisi Melayu Tentang Kehidupan yang Lahir di Pulau Penyengat

Kemudian tur literasi Penyengat, mencoba masakan khas Melayu, bergurindam bersama warga, dan mencoba pakaian khas Melayu di Balai Adat.

Untuk bisa melakukan aktivitas wisata tersebut, kamu bisa langsung menghubungi Pokdarwis Penyengat untuk melakukan reservasi lebih dahulu. Kunjungan kami selesai sekitar pukul 17.00 WIB yang ditutup dengan menikmati teh tarik yang segar.

- Kuliner Malam di Akau Potong Lembu

Salah satu penjual bubur di Akau Potong Lembu, Tanjung Pinang Salah satu penjual bubur di Akau Potong Lembu, Tanjung Pinang
Setelah lelah berkeliling Pulau Penyengat, kamu bisa menikmati kuliner di pusat kuliner malam paling terkenal di Tanjung Pinang, yaitu Akau Potong Lembu.

Di sini, kamu bisa menemukan berbagai jenis makanan mulai dari kwetiau goreng, nasi goreng, ayam bawang, berbagai olahan seafood, hingga goreng-gorengan yang unik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com