Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tuna Bluefin: Makanan Kucing hingga Berharga Miliaran Rupiah

Kompas.com - 08/01/2020, 08:50 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Orang-orang dari Zaman Edo (1603-1868), terutama kelas samurai mempercayai hal tersebut, sehingga tuna memperoleh reputasi sebagai ikan yang sial.

Alasan lainnya adalah pada era tersebut manusia belum mengenal mesin pendingin. Saat ingin menyantap ikan, maka ikan akan dibiarkan hidup selama mungkin untuk memastikan kesegarannya.

Tuna yang memiliki ukuran besar seringkali tidak dapat hidup dalam jangka waktu lama, sehingga dagingnya membusuk dengan cepat. Bagian-bagian berlemak dari ikan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan bagian tanpa lemak.

Baca juga: Gunakan Kaldu dan Abon Tuna, Nasi Kuning Gorontalo Mempertahankan Cita Rasa

Orang Jepang pun sangat tidak menyukai bagian itu, sehingga bagian berlemak dianggap cocok untuk makanan kucing. 

Reputasi tuna saat itu hanya untuk masyarakat kelas bawah. Hingga tahun 1890-an, sebagian besar tuna dikonsumsi oleh nelayan yang menangkapnya, dan keluarga mereka. Mereka juga menghindari bagian berlemak.

Bagian-bagian berlemak itu yang disebut otoro, kini menjadi bagian paling diminati dan mahal dari ikan apa pun.

Sepotong otoro (daging perut berlemak) adalah salah satu potongan paling berharga yang dapat masukkan ke dalam mulut penikmatnya.

Otoro dikonsumsi dalam jumlah besar sejak 1920-an. Ketika itu dijual sebagai makanan darurat dan murah dari kios-kios jalanan setelah Gempa Kanto Besar 1923.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com