Sableng memang memiliki arti gila. Namun, sama sekali tidak ada unsur kegilaan yang ada di warung makan itu.
Baca juga: Berkunjung ke Solo, Jangan Lewatkan Kesegaran Es Gempol Pleret
Penjualnya seorang ibu bernama Titin seratus persen sehat dan nama sableng hanyalah singkatan dari sate blengong.
“Blengong itu campuran (perkawinan) antara bebek dan menthok (itik serati),” kata Titin saat ditemui Kompas.com.
Sajian kuliner asli Brebes satu ini memadukan ketupat, kuah santan, dan sate blengong sebagai lauk.
Pembeli bisa meminta berapa banyak jumlah cabai yang akan dicampurkan dalam bumbu kuah ketupat.
Oleh karena itu, kupat sableng pun cocok bagi pencinta makanan pedas. Jika ingin pedas, maka pembeli bisa meminta banyak cabai untuk ditambahkan.
Mereka yang tidak suka pedas juga tetap bisa menyantap sajian tersebut. Cukup minta sedikit cabai, atau tidak sama sekali.
Rasa khas kuah santan bercampur pedas cabai sangat pas dinikmati bersama dengan ketupat yang gurih.
Sate blengong kemudian menjadi pelengkap cita rasa di lidah dengan teksturnya yang lembut saat dikunyah.
Kelembutan teksur sate tercipta setelah melalui proses pengolahan. Salah satu metode memasak sate blengong adalah merendamnya dengan bumbu santan dan ditusuk menggunakan lidi yang panjang.
Baca juga: Blusukan di Pasar Gede Solo, Nikmati Kesegaran Es Dawet Telasih
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.