Oleh karena itu, kupat sableng pun cocok bagi pencinta makanan pedas. Jika ingin pedas, maka pembeli bisa meminta banyak cabai untuk ditambahkan.
Mereka yang tidak suka pedas juga tetap bisa menyantap sajian tersebut. Cukup minta sedikit cabai, atau tidak sama sekali.
Rasa khas kuah santan bercampur pedas cabai sangat pas dinikmati bersama dengan ketupat yang gurih.
Sate blengong kemudian menjadi pelengkap cita rasa di lidah dengan teksturnya yang lembut saat dikunyah.
Kelembutan teksur sate tercipta setelah melalui proses pengolahan. Salah satu metode memasak sate blengong adalah merendamnya dengan bumbu santan dan ditusuk menggunakan lidi yang panjang.
Baca juga: Blusukan di Pasar Gede Solo, Nikmati Kesegaran Es Dawet Telasih
Setelah bumbu meresap, sate kemudian dibakar dengan arang dan disuguhkan selagi masih hangat.
Sate yang disajikan tidak hanya daging. Ada pula semacam sate tulang bagi pencinta makanan bertulang seperti tengkleng.
“Harganya kalau untuk ketupatnya Rp 7.000. Kalau satenya, per tusuk yang daging Rp 5.000 dan yang tulang Rp 3.000 per tusuk,” kata Titin.
Ia pun mengaku jika sudah berjualan Kupat Sableng tersebut selama kurang-lebih lima tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.