Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tim Pemahat Salju Indonesia yang Jadi Juara di Harbin

Kompas.com - 15/01/2020, 18:25 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Indonesia berkibar di ajang Harbin International Snow Sculpture Competition ke-25 yang digelar di Harbin, China. Dua tim asal Indonesia berhasil memenangi dua kategori berbeda di kompetisi international membuat patung salju tersebut.

Tim Indonesia 1 yang beranggotakan I Nyoman Sungada (leader team), I Putu Andre Putra Yoga, Eka Budi Ariadee, dan I Made Sumerta Yasa ini berhasil memenangi kategori Best Skill dengan patung salju bertemakan Pengantin Bali.

Sementara tim Indonesia 2 yang terdiri dari I Ketut Suaryana (leader team), I Made Mardiawan, I Komang Karim, dan I Kadek Arya Undiyana berhasil memenangi kategori Excellent. Tema patung yang mereka buat adalah Frog Surfing.

Baca juga: Bikin Bangga, Indonesia Juara Kompetisi Patung Salju di Festival Es Harbin China

Kedua tim berkompetisi membuat patung salju dengan menggunakan bahan salju berukuran 3x4 meter. Kompetisi berlangsung pada 10-13 Januari 2020 lalu. Setiap tim diberi waktu kurang lebih 3,5 hari untuk menyelesaikan karya mereka.

Hasil patung salju karya tim Indonesia 2 yang memenangi kategori Excellent di Harbin International Snow Sculpture Competition 2020 dengan tema Frog SurfingDok. Tim Indonesia 2 Hasil patung salju karya tim Indonesia 2 yang memenangi kategori Excellent di Harbin International Snow Sculpture Competition 2020 dengan tema Frog Surfing

“Kami berangkat dari hotel jam 08.30, sampai ke lokasi jam 09.00 lalu langsung bekerja sampai jam 12.00 untuk istirahat makan siang. Jam 13.00 lanjut lagi hingga jam 19.00. Waktu pengerjaannya total 3.5 hari,” jelas I Ketut Suaryana, ketua dari tim Indonesia 2 ketika dihubungi Kompas.com lewat sambungan telepon pada Selasa (14/01/2020).

Ketut mengatakan, dalam proses pembuatan patung tersebut, ia dan tim tak mengalami kendala yang berarti. Namun suhu dingin yang ekstrem menjadi tantangan tersendiri.

Sebelum berkompetisi, mereka berlatih dengan keras selama kurang lebih satu bulan. Ketut  mengaku lebih banyak mempersiapkan perihal visi dan strategi dalam eksekusi pahatan.

Baca juga: Suhu -21 Derajat Celsius, Pemahat Indonesia Latihan di Kulkas Sebelum Lomba di Harbin

Hal tersebut ia lakukan dengan pembagian tugas yang cukup rinci mulai dari tugas masing-masing anggota tim hingga alur pengerjaan patung.

Chemistry sudah ada, tinggal menyamakan visi dan strategi. Karena baloknya kan besar. Jadi kita bikin miniatur kecil dari gabus. Pengerjaan langsungnya kita dari samping, jadi seperti membuat tangga untuk kemudian pelan-pelan naik ke atas.”

Kaki berdarah

Keempat pemahat anggota tim Indonesia 2 yang berhasil memenangi kategori Excellent di Harbin Festival Snow Sculpture Indonesia 2020.Dok. Tim Indonesia 2 Keempat pemahat anggota tim Indonesia 2 yang berhasil memenangi kategori Excellent di Harbin Festival Snow Sculpture Indonesia 2020.

Selama proses pengerjaan patung salju, selain melawan suhu dingin para pemahat yang semuanya asal Bali ini juga mengaku sempat mengalami kejadian-kejadian menarik.

Nyoman mengaku sempat merasakan keram di bagian perut dan kaki saat proses pembuatan bentuk bola dunia yang mengharuskan ia masuk ke dalam salju untuk membuat lubang.

“Pernah juga kejatuhan alat pahat. Terkena kaki sehingga sepatu tembus darah pun mengucur. Tapi panitia sangat sigap. Dokter pun cepat datang sehingga besoknya saya bisa berkompetisi lagi,” ujar Nyoman ketika dihubungi Kompas.com lewat pesan WhatsApp pada Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Ide Liburan Musim Dingin, 7 Negara Terbaik di Dunia untuk Menikmati Salju

Lain lagi dengan Ketut. Ia mengaku sempat mengalami kejadian unik melibatkan sekelompok perempuan yang sedang berwisata ke Harbin.

Perempuan asal Jakarta tersebut menunjukkan rasa terharu dan bangga mereka bahwa ada orang Indonesia yang mampu mengukir salju.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com