Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Kuil di Jepang Larang Turis Berkunjung, Ada Apa?

Kompas.com - 17/01/2020, 09:06 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Orang Jepang terkenal menjunjung tinggi etika di semua tempat, terlebih di tempat ibadah seperti kuil.

Akan tetapi, salah seorang pendeta di Prefektur Nagasaki mengatakan bahwa terdapat  wisatawan asing yang tidak sopan saat berkunjung ke kuil.

Baca juga: Ini Kuil Terbaik untuk Panorama Musim Gugur di Kyoto

Hal tersebut menjadi masalah dan memancing pendeta mengunggah pengumuman melalui akun Twitter-nya.

Melansir Soranews24, Kepala Pendeta Kuil Watazumi mengumumkan bahwa dia akan melarang seluruh wisatawan untuk berkunjung ke kuilnya yang terletak di Pulau Tsushima.

Melalui unggahan Rabu (8/1/2020) lalu, ia mengatakan larangan tersebut didasarkan pada perlakuan buruk wisatawan asing asal Korea.

Sebab, mereka beberapa kali terlihat menggunakan bahasa yang tidak pantas dan sikap agresif para pemandu tur. Bahkan, mereka juga mengambil beberapa jimat yang ada di sana.

Terkait pemandu tur, ia mengatakan mereka biasa berdiri di depan haiden. Haiden merupakan sebuah aula pemujaan untuk sembahyang.

Oleh karena itu, ia seringkali memperingatkan para pemandu tur. Ia bahkan pernah memberi peringatan kepada setidaknya 40 pemandu tur.

Selain karena mereka berdiri di tempat sembahyang, para pemandu tur kerap kali menghabiskan waktu 10–20 menit untuk menjelaskan soal haiden.

Hal tersebut tentu membuat warga setempat yang ingin berdoa menjadi sulit karena jalan masuk mereka terhalang.

Lokasi Pulau Tsushima terletak tepat di antara Selat Korea dan Selat Tsushima. Pulau tersebut juga kurang lebih berada di antara daratan Jepang dan semenanjung Korea.

Maka dari itu, kuil ini menerima kunjungan yang banyak sekali dari wisatawan asal Korea, karena jarak yang cukup dekat.

Pendeta Kuil Watazumi mengatakan bahwa saat ini kuil sedang mengalami kenaikan jumlah wisatawan yang drastis. Hampir setiap hari terdapat 30–40 bus menurunkan wisatawan untuk berfoto di sana.

Meskipun larangan ditujukan pada seluruh wisatawan asing, tetapi pendeta tersebut lebih menujukan larangan pada wisatawan asal Korea.

Salah satunya adalah seorang Youtuber yang merekam para penjaga kuil dan orang-orangnya tanpa izin.

Tidak hanya gerah akan perilaku wisatawan asing, pendeta tersebut juga merasa cemas melihat mereka duduk di pinggir jalan kuil sembari makan.

Hal tersebut karena jalanan tempat mereka beristirahat terletak di belakang garis putih yang menandakan bahwa jalanan tersebut merupakan bagian dari kuil.

Ilustrasi Plakat Ema di Kuil Nonomiya, Kyoto, Jepang.shutterstock.com/tang90246 Ilustrasi Plakat Ema di Kuil Nonomiya, Kyoto, Jepang.

Terkait perilaku wisatawan Korea, banyak dari mereka juga melakukan vandalisme di sana. Salah satunya adalah dengan mengukir nama mereka di beberapa plakat ema.

Plakat ema merupakan sebuah plakat kayu yang digunakan oleh masyarakat beragama Buddha dan Shinto untuk menulis doa dan harapan.

“Biarkan saya menjelaskannya. Apabila kamu pikir ini adalah sebuah sikap kebencian atau pelanggaran hak asasi manusia (terkait pelarangan wisatawan asing ke kuil), tolong diskusikan secara langsung dengan saya. Kami tidak bisa mentolerir kehancuran tempat ibadah,” kata pendeta tersebut dalam unggahannya lainnya pada Kamis (9/1/2020) lalu.

Baca juga: 10 Etika yang Mesti Diperhatikan saat Wisata ke Negara Lain

Meski sudah ada larangan, akan tetapi wisatawan asing tetap berdatangan. Bahkan, beberapa pemandu tur terlihat bersikap agresif saat pendeta tersebut ingin berbicara dengan mereka.

Menilik ke sejarah panjang hubungan Jepang dan Korea, serta lokasi pulau yang berada di antara dua negara tersebut, Pulau Tsushima sudah menjadi sebuah perdebatan panjang selama beberapa dekade.

Berdasarkan hal itu, permasalahan antara pendeta kuil Watazumi dan wisatawan Korea mungkin tidak akan selesai dengan cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com