Sayangnya ketika Kompas.com sedang berkunjung ke Gedung Sate, miniatur tidak dapat digerakkan karena dalam tahap perawatan.
Visual Perkembangan Kota Bandung terletak tepat di seberang replika sirine yang berfungsi sebagai penanda bahaya.
Baca juga: Hari Angklung Sedunia Diperingati di Gedung Sate Bandung
Bentuk instalasi interaktif ini adalah sebuah meja timbul berwarna hijau yang dilengkapi dengan layar yang menampilkan video perkembangan Kota Bandung dan pembangunan Gedung Sate.
Miniatur Kota Bandung tidak sama seperti miniatur Gedung Sate. Sebab, kamu akan melihat sebuah meja timbul berwarna hijau terang yang dilengkapi dengan visual yang terpancar dari lampu-lampu di atas meja.
Meja timbul tersebut pertama akan menunjukkan luas Kota Bandung di tahun 1920an, kemudian menampilkan perkembangan kota tersebut dari tahun ke tahun.
Di sana, kamu dapat melihat gambar alun-alun dan jalan pertama yang ada di kota tersebut.
Meskipun tidak interaktif, akan tetapi visual perkembangan Kota Bandung sangat menarik. Sebab, visual yang terpancar di meja timbul tersebut selalu bergerak.
Salah satu bagian yang unik adalah bagaimana simbol mata angin yang terletak di pojok kanan bawah meja selalu berputar.
Ruang Audio Visual merupakan ruangan pertama yang ada di lorong dekat ruang informasi. Ruangan tersebut merupakan sebuah ruang teater mini yang dilengkapi dengan beberapa undakan kursi.
Baca juga: Viral Cafe More Bandung, Sajikan Kopi Racikan Barista Penyandang Tunanetra
Di sana, kamu dapat menonton sebuah film pendek berdurasi kurang lebih tujuh menit. Film dengan judul “7 Pemuda” tersebut bercerita tentang tujuh orang pemuda yang gugur dalam mempertahankan gedung dari tentara Gurkha.
Setelah berkunjung ke Ruang Audio Visual, kamu bisa langsung menghampiri Ruang Augmented Reality (AR) yang terletak tepat di sebelahnya.
Berbeda dengan instalasi interaktif lain, AR lebih mengutamakan para pengunjung untuk berinteraksi dengan animasi yang terpampang di layar.
Ketika kamu memasuki ruang tersebut, kamu akan disambut oleh beberapa properti seperti sepasang meja dan kursi, dan beberapa alat yang digunakan untuk membangun gedung.
Dalam ruangan berwarna biru tersebut juga terdapat sebuah layar televisi kecil yang menempel di dinding.
Sebab, ruangan modern yang kamu lihat di dunia nyata akan langsung berubah menjadi sebuah ruangan tua yang masih dalam tahap pembangunan.
Tidak hanya itu, kamu juga akan melihat beberapa pekerja di sisi kanan dan kiri ruangan yang sedang sibuk bekerja.
Baca juga: Itinerary Wisata Jalan Kaki di Sekitar Alun-alun Bandung, Alternatif Jika Macet
Bahkan, kamu juga akan melihat seorang warga Belanda mengenakan pakaian khas zaman kolonial yang bergerak ke sana kemarin seperti sedang melihat proses pengerjaan ruangan tersebut.