Sebab, jika memakan waktu sebulan, ada kemungkinan bahwa rasa dari adonan tersebut akan asam dan tidak manis. Namun hal tersebut kembali lagi pada seberapa lihai pembuat adonan kue keranjang tersebut.
Jika mereka memang sudah jago dan paham akan trik pembuatan kue keranjang secara tradisional, fermentasi selama sebulan tidak akan membuat adonan menjadi asam.
Setelah masa fermentasi selama seminggu selesai, adonan dimasukkan ke dalam wadah atau cetakan kue keranjang yang telah dilapisi plastik. Kemudian, adonan akan dikukus dalam sebuah alat pengkukus tradisional selama 13 hingga 14 jam.
Baca juga: 8 Hal yang Dianggap Tabu saat Imlek
Kue Keranjang Hoki memiliki tiga jenis pembungkus kue keranjang yang terdiri dari plastik, daun pisang, dan daun pisang yang ditaruh lagi dalam cetakan anyaman bambu.
“Kue keranjang yang dilapisi daun pisang dan wadah bambu cenderung lebih wangi dari yang lain. Karena wangi daun pisang menyatu dengan wangi bambu, jadi kue keranjang ada wangi yang khas. Tahan lama juga (wanginya),” kata Djohari.
Daun pisang yang digunakan tidak semata-mata daun pisang yang asal diambil dari pohon. Sebab, daun harus dibakar terlebih dahulu hingga warna menjadi hijau terang agar daun lemas dan mudah dibentuk menyesuaikan wadah bambu.
Setelah dibungkus, kue keranjang siap didistribusikan ke konsumen. Itulah proses panjang kue keranjang untuk hadir di setiap perayaan Imlek.
Baca juga: 5 Fakta Perayaan Imlek di China, Ada Jasa Sewa Pacar!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.