Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Sanggabuana, Kopi Robusta Tinggi Kafein dengan Rasa Lebih Pahit

Kompas.com - 22/01/2020, 09:25 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Jika kamu salah satu penggemar kopi lokal Indonesia, pernahkah kamu mendengar soal kopi Sanggabuana?

Sanggabuana merupakan sebuah area perkebunan kopi yang terletak di daerah Karawang, Jawa Barat.

Mungkin masih banyak yang belum mendengar soal kopi Sanggabuana. Kopi ini berasal dari Gunung Sanggabuana di Karawang.

Kebun kopi seluas 390 hektar ini memproduksi biji kopi jenis robusta dengan karakteristik rasa lebih pahit dari robusta pada umumnya dan kadar kafein yang tinggi.

Baca juga: Perjalanan Panjang Biji Kopi hingga ke Cangkir Anda

Saat ini, para petani kopi di Sanggabuana sudah mampu memproduksi ratusan ton biji kopi setiap bulannya.

Namun biji kopi yang diproduksi masih melakukan petik asalan, bukannya petik merah. Hal tersebut menciptakan tantangan berupa kesulitan pemasaran bagi para petani.

"Kami di petani itu panen masih asalan. Sedangkan konsumen kan maunya kualitas kopi yang berstandar bagus, maunya petik merah," jelas Deden, salah satu petani di kebun kopi Sanggabuana ketika ditemui Kompas.com pada Senin (20/1/2020).

Baca juga: Alasan Es Kopi Susu Mudah Diterima Lidah Orang Indonesia

Sebagai informasi, biji kopi sendiri diolah dari buah kopi. Ada dua jenis proses pemetikan yang bisa dilakukan petani, petik asal dan petik merah. Petik asal merupakan proses pemetikan secara asal, mengambil semua biji kopi baik yang masih hijau atau sudah merah.

Sedangkan petik merah adalah proses mengambil biji kopi yang hanya berwarna merah. Biji kopi berwarna merah adalah tanda bahwa kopi tersebut sudah matang.

Biasanya biji petik merah inilah yang banyak dicari konsumen karena dianggap memiliki kualitas lebih tinggi.

Baca juga: Tren Es Kopi Susu Bantu Kenalkan Kopi Indonesia

Karena masih banyaknya petani yang melakukan petik asal, menurut Deden, jadi masalah yang cukup pelik.

Namun untungnya, dalam beberapa bulan ke belakang sudah cukup banyak upaya dari kelompok tani, pihak dinas, dan Peruri yang mulai melakukan pembinaan pada para petani untuk melakukan petik merah.

"Ada semacam pembinaan ke petani. Kita sudah mulai beberapa orang mau petik merah. Cuman masalah lagi, kita belum punya link konsumen yang menerima petik merah, sedangkan produksi sangat banyak," ujar Deden.

Baca juga: Belajar Seluk-beluk Biji Kopi dalam Spilling the Beans

Petani sendiri sudah melakukan banyak upaya. Selain mulai melakukan petik merah, mereka juga sedang mempersiapkan rumah jemur, khusus untuk proses penjemuran biji kopi. sehingga penjemuran tidak asal dilakukan di lantai.

Ia pun merasa cukup terbantu dengan adanya keterlibatan beberapa pihak untuk memajukan kopi Sanggabuana.

Para petani Sanggabuana sudah cukup sering mengikuti berbagai acara dan workshop terkait kopi dengan harapan bisa mengenalkan nama kopi Sanggabuana ke khalayak ramai. Salah satu event yang akan mereka ikuti dalam waktu dekat adalah event Kopi Sangga Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com