Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembahyang Arwah Leluhur dalam Budaya Tionghoa, Apa Maknanya?

Kompas.com - 22/01/2020, 22:09 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Orang Tionghoa dengan kepercayaan Konghucu biasanya melakukan sembahyang jelang Imlek dan Cap Go Meh.

Penghormatan leluhur yang sering disebut dengan sembahyang ternyata memiliki makna tersendiri.

Mengutip buku “Hari-Hari Raya Tionghoa” yang ditulis oleh Marcus A.S terbitan Suara Harapan Bangsa, orang Tionghoa memiliki sebuah pepatah yang berbunyi sebagai berikut:

“Jika kita minum air, maka kita harus selalu ingat kepada sumbernya,”

Berdasarkan pepatah tersebut, jika dikaitkan dengan kehidupan manusia maka kehidupan yang kini dijalani tidak akan ada jika tidak berasal dari leluhur.

Oleh karena itu, manusia harus tetap mengingat dan bersyukur akan kehidupan yang dijalani dengan menghormati leluhur.

Baca juga: Makna di Balik Sajian Makanan Perayaan Imlek

Leluhur tidak melulu soal kakek dan nenek moyang. Leluhur dalam kepercayaan orang Tionghoa mencakup keturunan yang lahir sebelum orang tersebut, termasuk ayah dan ibu.

Akan tetapi, sembahyang biasa dilakukan untuk menghormati mereka yang sudah meninggal.

Umat Konghucu dan Buddha percaya bahwa ada kehidupan lain setelah kematian. Inilah yang juga menjadi alasan mengapa adanya sembahyang leluhur

Sembahyang tidak hanya untuk menghormati dan mendoakan arwah leluhir yang dikenal, tetapi juga kepada arwah yang tidak dikenal secara langsung. Sembahyang ini disebut sebagai Sembahyang Rebutan.

Namun, terkadang orang-orang juga menyebutnya dengan Sembahyang Cio-ko pada bulan tujuh (Cit-gwee). Sementara dalam ajaran Buddha, sembahyang tersebut dikenal sebagai upacara Ulambana.

Melakukan sembahyang sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur di budaya Tionghoa khususnya yang memegang kepercayaan Konghucu merupakan suatu hal yang wajib.

Beberapa orang Tionghoa masih memiliki altar sembahyang dalam rumah.

Baca juga: 8 Hal yang Dianggap Tabu saat Imlek

Biasanya, altar yang terkadang disebut sebagai Meja Abu. Barang-barang yang terdapat di atas Meja Abu antara lain adalah papan arwah, dupa dan lilin, uang kertas, dan makanan dan minuman.

Untuk makanan dan minuman yang disajikan, setiap orang Tionghoa memiliki variasi yang berbeda. Sajian tersebut juga akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi setiap orang.

Sebagai sebuah kegiatan yang wajib dilakukan, sembahyang tidak memiliki sebuah peraturan khusus terkait sajian yang dihidangkan di Meja Abu.

Hal tersebut agar seluruh orang Tionghoa, baik dari kelas menengah ke atas atau menengah ke bawah, dapat melakukan sembahyang.

Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, sembahyang dalam budaya Tionghoa juga dapat dilakukan sebagai bentuk perayaan kebahagiaan bersama dengan para leluhur.

Baca juga: Beberapa Tradisi Imlek yang Hanya Ada di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com