DEPOK, KOMPAS.com - Sebagai salah satu hidangan wajib saat perayaan Imlek, produksi kue keranjang relatif meningkat menjelang hari raya Imlek.
Tidak terkecuali Kue Keranjang Hoki yang dirintis oleh Kim Hin Djohari. Ia merintis usahanya sejak 1988 dari Sawangan, Depok. Sampai saat ini, 32 tahun berdiri usaha kue keranjang Djohari semakin dikenal.
“Dulu tepung ketan bubuk sedikit sulit untuk dicari. Makanya saya dan istri saya membuatnya dengan cara menumbuk beras ketan,” kata Djohari saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Sawangan, Depok, Selasa (14/1/2020).
Baca juga: Proses Panjang Kue Keranjang yang Hadir Saat Imlek
Untuk menumbuk beras ketan, Djohari dan istrinya menggunakan sebuah lumpang dan alu berukuran besar yang terbuat dari bambu.
Seiring berkembangnya teknologi, mereka beralih ke mesin penggiling beras untuk memudahkan pembuatan tepung ketan.
Kini usaha Djohari semakin dimudahkan dengan tepung ketan yang banyak dijual di pasar.
Uniknya sampai sekarang Djohari masih menyimpan mesin penggiling beras tersebut sebagai kenang-kenangan saat merintis usaha.
Salah satu ciri khas dari Kue Keranjang Hoki, menurut Djohari adalah pengolahan kue keranjang dengan cara tradisional.
Meski kini tak lagi menggunakan alu, dan dibantu mesin penggiling serta oven, sentuhan manusia disebutkan Djohari tetap penting.
“Karena diturunkan secara turun temurun menggunakan cara tradisional, sekarang saya tetap mempertahankan pembuatan kue keranjang dengan cara tersebut (selain penumbukkan beras ketan) supaya ada cita rasa yang khas,” kata Djohari.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Kue Keranjang yang Sudah Basi?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.