Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Klenteng Sin Tek Bio Pasar Baru, Berdiri Sejak 1698

Kompas.com - Diperbarui 20/10/2022, 21:08 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Baru didirikan pada 1820 sebagai pusat perbelanjaan di Batavia. Sampai saat ini Pasar Baru masih berdiri dan ramai pengunjung.

Namun ternyata terdapat satu bangunan yang telah berdiri lebih lama dari pasar tersebut. Bangunan tersebut adalah Klenteng Sin Tek Bio atau yang lebih dikenal sebagai Vihara Dharma Jaya.

Baca juga: Itinerary Seharian di Pasar Baru Jakarta Pusat, Thrifting sampai Kulineran

Lewat penjelasan di acara Food Tour New China Town Pasar Baru yang diselenggarakan Jakarta Food Traveler, Klenteng Sin Tek Bio disebutkan berdiri sejak 1698. 

“Vihara terbagi menjadi dua. Di sebelah kanan (jika menyusuri jalan dari arah Bakmi A Boen) adalah bagian belakang vihara. Sementara di sebelah kiri adalah bagian belakang. Dulunya vihara hanya memiliki satu bangunan saja,” kata pemandu Jakarta Food Traveler, Yullie saat tur digelar di Pasar Baru, Sabtu (11/01/2020).

Baca juga: Toko Kompak di Pasar Baru, Bangunan Kuno yang Berdiri Sejak 1800

Klenteng Sin Tek Bio terletak di sebuah gang kecil, di kawasan Gang Kelinci. Bangunananya terhimpit dengan restoran dan pemukiman penduduk. 

Awal dibangun disebutkan bahwa Klenteng Sin Tek Bio berada di tanah lapang dengan banyak rawa. Inilah cikal bakal area Pasar Baru berdiri. 

Beberapa patung kecil yang terdapat di sisi kiri ruangan bagian belakang kelenteng Sin Tek Bio (Vihara Dharma Jaya), Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Beberapa patung kecil yang terdapat di sisi kiri ruangan bagian belakang kelenteng Sin Tek Bio (Vihara Dharma Jaya), Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).

Di dalam klenteng terdapat beberapa meja altar dengan patung dewa-dewi yang berada di atas meja. 

Di sana, kamu juga bisa melihat beberapa bongkah lilin setinggi kurang lebih 130 sentimeter yang mengapit gentong untuk menancapakn dupa atau hio.

Baca juga: Masjid Lautze, Masjid Empat Tingkat Bergaya China di Pasar Baru

“Biasanya jemaat yang menyumbang lilin atau minyak agar doanya dikabulkan dan tercapai. Kalau sudah habis (untuk lilin), mereka akan beli lagi dengan menempelkan nama mereka,” tutur Yullie.

Dengan begitu setiap kali ada umat yang berdoa menggunakan liin dari orang-orang yang namanya tercantum di sana, mereka juga turut didoakan.

Beberapa bongkah lilin jumbo yang terletak di gedung bagian belakang kelenteng Sin Tek Bio (Vihara Dharma Jaya), Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Beberapa bongkah lilin jumbo yang terletak di gedung bagian belakang kelenteng Sin Tek Bio (Vihara Dharma Jaya), Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (11/1/2020).

Menyusuri sebuah lorong kecil, kamu akan langsung menuju tempat ibadah utama yang berdekatan dengan pintu masuk utama klenteng. Isi dari gedung bagian gedung bagian depan tersebut kurang lebih sama seperti gedung bagian belakang.

Akan tetapi, gedung bagian depan memiliki lebih banyak ornamen khas Tionghoa seperti ukiran liong dan beberapa pasang lampion.

Baca juga: 8 Tempat Menarik di Pecinan Glodok, Bisa Jajan di Petak Enam

Untuk mengunjungi Klenteng Sin Tek Bio cara paling mudah adalah cari Restoran Bakmi Gang Kelinci. Di sebelah restoran tersebut terdapat Restoran Bakmi Aboen yang agak masuk ke dalam. 

Berjalanlah ke gang sempit di sebelah Restoran Bakmi Aboen dan di sana letak Klenteng Sin Tek Bio berada. 

Bila bingung atau tersasar tanyalah warga sekitar Gang Kelinci. Sebab keberadaan klenteng ini sendiri cukup melegenda di kalangan warga sekitar. Klenteng ini konon salah satu yang tertua di Jakarta dan masih bertahan sampai saat ini.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com