Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kue Keranjang untuk Sembahyang Imlek Punya Makna Berbeda

Kompas.com - Diperbarui 21/01/2023, 14:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Banyak makanan yang disajikan di Imlek memiliki makna, tak terkecuali kue keranjang.

Pendiri Kue Keranjang Hoki oleh Kim Hin Djohari mengatakan bahwa kue keranjang memiliki filosofi yang kental dengan nuansa kekeluargaan dan persahabatan.

Kue keranjang kan lengket, ya. (Hidangan tersebut) selalu ada di setiap acara keluarga atau perayaan Imlek karena ada kepercayaan kalau memakan kue keranjang, keluarga dan kerabat yang hadir akan selalu erat hubungannya,” kata Djohari saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Sawangan, Depok, Selasa (14/1/2020).

Baca juga:

Ia menuturkan bahwa kelengketan kue keranjang merupakan simbol dari keeratan hubungan keluarga, saudara, dan kerabat dekat.

Sementara rasa manis yang ada dalam kue tersebut dianggap sebagai simbol hubungan yang harmonis.

Oleh karena itu ketika seseorang menikmati hidangan kue keranjang saat merayakan Imlek bersama dengan sanak saudara, maka mereka mengamini hubungan yang lebih erat dan harmonis dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Nian Gao atau kue keranjang biasanya disajikan saat perayaan imlek. Di Pasar Petak Sembilan, Pecinan, Glodok, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023) kue keranjang banyak dijual menjelang Imlek tahun ini. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Nian Gao atau kue keranjang biasanya disajikan saat perayaan imlek. Di Pasar Petak Sembilan, Pecinan, Glodok, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023) kue keranjang banyak dijual menjelang Imlek tahun ini.

Djohari mengatakan bahwa kue keranjang tidak hanya lekat dengan perayaan Imlek.

Kue tersebut juga dapat digunakan sebagai persembahan dalam melakukan sembahyang.

“(Simbol yang terdapat dalam kue keranjang) menandakan bahwa kita tidak seperti kacang lupa kulit. Kita terus mengingat leluhur kita,” tutur Djohari.

Baca juga:

Menurutnya, kue keranjang dapat dijadikan sebagai tanda bakti dan penghormatan terhadap leluhur yang sudah tiada.

Djohari menyamakan berbakti kepada leluhur sama seperti bakti anak kepada orang tua. Sebab, para leluhur turut andil dalam membesarkannya hingga saat ini.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com