Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2020, 12:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Merayakan Imlek sudah menjadi sebuah tradisi tersendiri yang dilakukan oleh beberapa keluarga Tionghoa di Indonesia.

Perayaan tersebut turut diramaikan oleh banyak pilihan makanan khas Tionghoa yang dapat disantap oleh para kerabat dekat dan sanak saudara yang turut merayakan.

Beberapa hidangan Imlek khas Tionghoa tersebut memiliki filosofinya tersendiri. Berikut penjelasan makna dibalik hidangan Imlek tersebut:

Baca juga: 5 Fakta Seputar Barongsai yang Keluar Setiap Imlek

1. Kue keranjang

Kue keranjang merupakan makanan khas Tionghoa yang biasanya memiliki bentuk bulat dan memiliki rasa manis. 

Kue keranjang atau niangao dalam bahasa Mandarin melambangkan pendapatan, posisi, dan pertumbuhan anak-anak yang lebih tinggi, lebih baik dari tahun sebelumnya.

Untuk yang menyantap kue keranjang diharapkan hubungan menjadi lebih erat dan lengket kayaknya tekstur kue.

Kue yang biasa disebut sebagai dodol cina tersebut memiliki cerita rakyat menarik dibaliknya. Menurut cerita tersebut, kue keranjang merupakan makanan yang terbuat dari ketan berbentuk bata kemudian dibungkus, dikeringkan, dan ditanam di dalam tanah.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Kue Keranjang yang Sudah Basi?

Penanaman kue merupakan inisiatif yang diberikan seorang menteri kepada raja yang tidak memiliki empati kepada rakyatnya.

Ketika ada bencana yang menimpa, ada seseorang yang ingat bahwa menteri mereka pernah menyuruh masyarakat menyimpan makanan yang terbuat dari ketan di dalam tanah.

Ketika mereka menggali dan menemukan ketan tersebut, bentuk makanan sudah bulat. Kue dari ketan tersebut digali saat menjelang Imlek.

2. Yu sheng

Pada tahun 1964, seorang koki dari Singapura membuat sejenis salad dari campuran sayur dan buah yang disebut dengan yu sheng. Hidangan tersebut memiliki sebuah tradisi pengadukkan yang unik.

Setiap anggota keluarga harus mengangkat yu sheng setinggi mungkin. Sebab, semakin tinggi seseorang mengangkat hidangan tersebut, maka semakin besar kemungkinan bahwa harapan mereka akan terkabul.

Baca juga: Yu Sheng, Tradisi Imlek dari Singapura yang Menyebar ke Indonesia

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com