Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rayakan Imlek, Ini Makna Manisan dalam Sembahyang dan Perayaan Imlek

Kompas.com - 25/01/2020, 13:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam merayakan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa beragama Konghucu tak luput dari melakukan sembahyang.

Sembahyang dilakukan di meja abu dan bertujuan untuk memberi penghormatan dan berterima kasih kepada Tuhan dan para leluhur.

Meja abu biasanya akan diisi dengan papan arwah, dupa dan lilin, uang kertas, makanan dan minuman. Akan tetapi, ternyata beberapa barang tersebut memiliki makna tersendiri.

Mengutip buku “Hari-Hari Raya Tionghoa” yang ditulis oleh Marcus A.S terbitan Suara Harapan Bangsa, ada alasannya mengapa orang Tionghoa setiap bersembahyang selalu menyajikan makanan manis di meja sembahyang.

Baca juga: Bedanya Makanan Imlek Tionghoa Indonesia dengan di China

Simbol Penghidupan

Manisan dianggap sebagai simbol penghidupan. Biasanya manisan yang akan disajikan berupa nanas, buah beligo (tong-kwa), kurma China (angco), atau buah atep (kolang-kaling yang telah dijadikan manisan).

Di kalangan orang Tionghoa, manisan kerap kali dijadikan sebagai simbol pengharapan demi mendapatkan madu kehidupan. Maksudnya adalah agar hal-hal baik terjadi di hidup mereka.

Untuk pilihan manisannya juga memiliki makna tersendiri. Buah beligo dipercaya sebagai simbol ketulusan. Sementara angco adalah simbol berkah karena dianggap sebagai makanan para dewa.

Buah atep disajikan agar hati orang-orang yang melakukan sembahyang tetap mantap dengan apa yang mereka inginkan dan doakan. Akan tetapi, terkadang buah atep diganti dengan manisan buah belimbing. Buah tersebut melambangkan ketajaman pikiran.

Dalam melakukan sembahyang kepada Tuhan dan para leluhur pada Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa harus menahan seluruh amarah mereka.

Sebab, amarah yang dirasakan di hari dan bulan baik tersebut dapat membawa sial keluarga mereka.

Baca juga: Mengapa Tahun Baru China Disebut Imlek?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com