KOMPAS.com - Bali merupakan salah satu destinasi favorit turis China di Indonesia. Tak ayal, saat mencuat isu virus corona, sejumlah pihak memprediksi akan terjadi sedikit penurunan jumlah kunjungan.
Apalagi, Pemerintah China baru-baru ini melarang biro perjalanan wisata setempat untuk menyelenggarakan perjalanan kelompok (group tour) ke luar negeri, imbas dari penyebaran virus corona.
Kompas.com mengulas lengkap soal virus corona dan dampaknya pada pariwisata di Bali.
Turis China bukan yang terbanyak datang ke Bali
Turis Australia kembali jadi nomor satu sebagai wisatawan asing yang paling banyak berkunjung ke Bali pada 2019. Turis Australia berhasil mengalahkan turis China yang sejak 2017 selalu jadi pemuncak daftar tersebut.
Dilansir dari watoday.com, berdasarkan data dari Indonesia Institute Inc jumlah turis Australia di Bali pada 2019 meningkat sekitar 5,24 persen. Sementara jumlah turis China yang berkunjung ke Bali terus menurun, 1.196.497 orang pada 2019.
Ada selisih sekitar 33 ribu orang dengan penurunan sekitar 15 persen dari jumlah 1.380.687 wisatawan pada 2018.
Klik link berikut untuk mengetahui informasi turis China bukan yang terbanyak datang ke Bali.
Grup tour China ke luar negeri dilarang
Larangan Pemerintah China untuk biro perjalanan wisata setempat menyelenggarakan perjalanan kelompok ke luar negeri mulai efektif pada Senin (27/1/2020).
Alhasil, sejumlah travel agent asal China menunda penjualan paket penginapan dan tiket pesawat selama beberapa waktu karena imbauan dari Pemerintah China tersebut.
Penangguhan penjualan paket wisata tersebut hingga saat ini masih belum diketahui akan berjalan selama berapa lama.
Namun, asosiasi agen perjalanan wisata China menuturkan bahwa grup tur yang tengah dalam perjalanan wisata di luar negeri tetap bisa melanjutkan perjalanan tersebut. Namun, travel agent harus terus memonitor kesehatan wisatawan yang mereka bawa.
Klik link berikut untuk mengetahui informasi group tour China ke luar negeri dilarang.
Kunjungan turis China ke Bali diprediksi menurun