Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Proses Dry Aging dan Wet Aging untuk Membuat Daging Empuk?

Kompas.com - 28/01/2020, 07:14 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

 

Apa itu wet aging?

Proses wet aging terhadap daging merupakan proses yang paling umum dilakukan. Jika proses dry age biasanya hanya dilakukan oleh restoran-restoran kelas atas karena kerumitannya, maka proses wet age sangat mudah dilakukan.

Pada dasarnya, proses wet age adalah teknik sederhana ketika potongan daging dimasukkan ke dalam plastik yang divakum, menghilangkan udara di dalamnya. Daging di dalam plastik tersebut kemudian disimpan dalam suhu beku.

Baca juga: 4 Cara Mengolah Daging Sapi dan Kambing Menjadi Empuk

Proses wet aging ini juga akan membuat daging menghasilkan enzim khusus yang membuat daging cukup empuk tetapi hasilnya tidak seempuk proses dry aging. Cairan atau sari daging tidak akan terkonsentrasi seperti yang terjadi pada daging dengan proses dry aging.

“Proses wet age menjaga daging agar tidak kering. Berbeda dengan proses dry age. Daging wet age akan terus lembab, dan cairan akan terus keluar tidak terjaga di dalam daging,” jelas Peter.

Namun untuk proses wet aging, selain lebih mudah dilakukan juga lebih murah. Daging yang diproses seperti ini bisa berbentuk potongan siap makan. Berbeda dengan daging proses dry aging yang harus merupakan primary cut.

Hal itu membuat daging tidak terbuang banyak. Harganya jadi lebih murah dan mudah untuk didapatkan. Proses wet aging ini biasanya berlangsung 2-10 hari, dimulai sejak pemotongan daging hingga pengiriman untuk sampai ke penjual sudah dikategorikan sebagai proses wet aging.

Namun kelemahannya, menurut Peter kualitas daging dengan proses wet aging ini tidak akan sebaik daging dengan proses dry aging. Salah satunya dari segi rasa, tidak akan seintens daging dengan proses dry aging.

Baca juga: Restoran Bintang Tiga Michelin Tertua di Dunia, Kehilangan Satu Bintangnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com