Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Buku Kenari, Nyaman tetapi Sepi Pengunjung

Kompas.com - 31/01/2020, 08:34 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak diresmikan sejak April 2019 oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Jakbook atau Wisata Buku Pasar Kenari sepi pengunjuk.

Pedagang di Jakbook merupakan pindahan dari sentra buku baru dan bekas Kwitang dan Pasar Senen. 

"Pernah selama tiga hari berturut-turut tidak menjual buku, Sabtu Minggu juga enggak tentu ramai, sama saja enggak tentu juga," jelas salah satu pedagang buku di Jakbook, Naomi (39) saat ditemui Kompas.com, Selasa (29/01/2020).

Baca juga: Pencinta Buku, Ini 6 Toko Buku Langka di Jakarta

Naomi merupakan salah satu pedagang buku pindahan dari Pasar Senen.Ia mengatakan jika pendapatannya di Pasar Senen lebih baik dari pada saat di Wisata Buku Pasar Kenari.

Naomi mengaku jika beberapa bulan terakhir penjualan mengalami peningkatan, jika dibanding dengan bulan-bulan awal Jakbook dibuka. Pada awalnya wisata buku sangat sepi dan tidak banyak orang yang tahu mengenai keberadaannya.

Saat Wisata Buku Pasar Kenari mulai viral di media sosial banyak orang sudah mengetahui lokasi dan keberadaanya.

“Alhamdulillah kemarin sudah banyak masuk ke sosmed, tempat ini sudah ada orang-orang yang tahu, sudah banyak yang tahu dari Bekasi (misalnya),” ujarnya.

Ia juga mengaku tertolong dengan beberapa acara yang sempat dilaksanakan untuk promosi di Pasar Buku Kenari

Suasana area baca di Kafe Boncoolen, sambil membaca bisa ngopi. Kopi berasal dari biji kopi BengkuluKompas.com / Gabriella Wijaya Suasana area baca di Kafe Boncoolen, sambil membaca bisa ngopi. Kopi berasal dari biji kopi Bengkulu

Hal yang sama juga disampaikan oleh, Sumarlin, (40). Salah satu pedagang kios di Jakbook yang mengeluhkan keadaan sepi di Pasar Buku Kenari.

Sama seperti Naomi, Sumarlin adalah pedagang buku pindahan dari Pasar Senen. 

Tak jarang dalam sehari, Sumarlin tidak menjual buku sama sekali. Pria itu mengatakan jika pendapatan di Pasar Senen bisa mencapai sekitar Rp 200.000, jauh lebih besar dari di Pasar Buku Kenari

“Banyakan di Senen lah, kalo disini bisa lebih sering nggak ada pembeli. April nanti mulai dimintai uang sewa, yah saya masih bingung karena juga disini aja belum ada pendapatan di sini,” jelas Sumarlin.

Baca juga: Libur Akhir Pekan, Yuk Berburu Buku di Pasar Kenari Jakarta

Ia mengaku selama setahun, terhitung April 2019 sampai Maret 2020, penjual di Pasar Buku Kenari hanya dimintai uang kebersihan dan pelayanan sebesar Rp 288.000. Lewat satu tahun mereka sudah harus membayar uang sewa.

Baik Naomi dan Sumarlin mengaku menaruh harapan kepada pemerintah untuk lebih giat lagi mengadakan promosi mengenai Pasar Buku Kenari. Apalagi sebenarnya bagi penjual suasana Pasar Buku Kenari sebenarnya lebih kondusif dibandingkan tempat mereka berjualan dulu. 

Saat berkunjung ke Pasr Buku Pasar Kenari, Kompas.com memang merasakan kenyamanan lebih. 

Lantai tiga Pasar Kenari ini memiliki hawa yang sejuk dari pendingin ruangan dan staf kebersihan yang sigap membersihkan hingga ke sudut-sudut area pasar. Tak ayal membuat betah pengunjung yang ingin belanja buku

Namun sejauh mata memandang hanya terlihat sesekali pelanggan yang melintas dan mencari buku dari kios ke kios. Terlihat jika jumlah pedagang buku, petugas kebersihan masih lebih banyak dari pengunjung yang masuk.

Baca juga: 7 Kegiatan Seru di Kota Tua Jakarta, Liburan Murah Meriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com