Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukit Paralayang Watugupit, Indahnya “Sunset” Sempurna di Lautan

Kompas.com - 31/01/2020, 20:30 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com – Menjelang matahari terbenam atau sunset biasanya menjadi saat yang dinanti banyak orang, terutama ketika cuaca cerah.

Bagi mereka menyaksikan momen matahari sore berwarna oranye yang perlahan ditelan cakrawala barat memang kian mendamaikan. Semua itu makin lengkap dengan embusan angin senja yang menyegarkan.

Apalagi jika momen sunset itu dinikmati dari atas ketinggian di tepi laut. Garis pantai yang panjang, birunya langit, ombak berkejaran, hingga matahari sore menjadi kombinasi sempurna pengusir penat.

Salah satu tempat yang menyajikan panorama keindahan matahari terbenam seperti itu ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Bukit Paralayang Watugupit.

Obyek wisata itu berlokasi di Dusun Watugupit, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Dari Kota Yogyakarta, jaraknya adalah sekitar 32 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih satu jam.

Keelokan panorama sunset di bibir tebing

Bukit Paralayang Watugupit berada di kawasan perbukitan sebelah timur Pantai Parangtritis. Desa Giricahyo sendiri berbatasan langsung dengan Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.

Saat Kompas.com berkunjung ke sana, Minggu (19/1/2020) lalu dengan rute Kota Yogyakarta-Pantai Parangtritis, ada dua pos retribusi yang dilalui.

Pos pertama adalah menjelang memasuki kawasan Pantai Parangtritis. Di sana pengunjung harus membayar retribusi Rp 10.000.

Baca juga: Tanjung Kesirat, Tempat Terbaik Menikmati “Sunset” di Gunungkidul

Pos selanjutnya ada di kawasan perbukitan yang masuk Kabupaten Gunungkidul. Di sana pengunjung harus membayar retribusi Rp 5.000.

Sesampainya di Bukit Paralayang Watugupit, tidak ada tiket masuk yang harus dibayarkan. Pengunjung hanya perlu membayar parkir Rp 3.000 untuk motor.

Kondisi obyek wisata itu sudah ramai sekitar pukul 16.45 WIB. Wajar, tempat ini telah beberapa kali muncul di akun Instagram populer Yogyakarta seperti @Jogjaku, sehingga viral dalam sekejap.

Keindahan panorama pun tidak hanya tersaji di foto-foto media sosial saja. Begitu tiba di puncak bukit, Kompas.com langsung disuguhkan dengan panorama yang memukau.

Terlebih sore itu cuaca begitu cerah, meski di musim hujan. Posisi matahari di Bulan Januari yang agak ke selatan membuat momen sunset makin sempurna.

Andai kaki langit sebelah barat tetap bersih dari awan atau kabut hingga waktu sunset tiba, maka matahari seolah benar-benar akan tenggelam ditelan lautan.

Matahari yang ditelan lautan

Makin sore, makin banyak pula pengunjung yang datang ke Bukit Paralayang Watugupit. Beberapa di antara mereka mengabadikan pemandangan melalui lensa kamera smartphone dan DSLR.

Tak hanya memotret, cerahnya cuaca sore itu membuat tidak sedikit pengunjung yang meletakkan perangkat rekam di atas tripod dan mengabadikan sunset melalui timelapse.

Tentu hasil timelapse akan begitu menawan karena proses matahari terbenam bisa diamati seluruhnya, mulai dari perubahan warna putih ke oranye, hingga akhirnya ditelan lautan.

Sore itu pun menjadi keberuntungan bagi mereka yang berkunjung ke Bukit Paralayang Watugupit untuk menyaksikan sunset sempurna.

Matahari terbenam sempurna di atas lautan dilihat dari Bukit Paralayang Watugupit, Minggu (19/1/2020).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Matahari terbenam sempurna di atas lautan dilihat dari Bukit Paralayang Watugupit, Minggu (19/1/2020).

Bagaimana tidak, langit hingga ufuk barat senantiasa cerah, sehingga matahari terbenam menjadi atraksi yang benar-benar sempurna.

Semua mata pengunjung saat itu menyaksikan indahnya momen ketika matahari perlahan ditelan Samudera Hindia.

Baca juga: Gunung Kunir, Spot Sunset Menawan yang Tersembunyi di Purworejo

Indahnya panorama Bukit Paralayang Watugupit diakui salah satu pengunjung bernama Icha yang datang bersama teman-teman kuliahnya.

“Saya tau tempat ini ya dari Instagram. Keren banget. Ini mumpung cerah, jadi saya sama teman-teman berangkat ke sini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com