Dimulai dari kamera analog, kamera poket, kamera DSLR, alat pencetak foto profesional di rumahnya, hingga alat pencetak foto portable, semuanya mampu dibeli dari penghasilannya sebagai tukang foto keliling Monas.
Walaupun jumlah wisatawan yang meminta fotonya dicetak tidak sebanyak dulu, Rony mengatakan jasa tukang foto keliling masih diminati pengunjung Monas.
“Sering sekali wisatawan minta foto tapi tidak dicetak. Kami (tukang foto keliling Monas) kenakan Rp 5.000 untuk mengirim foto dari kartu memori kamera ke hp mereka,” kata Rony.
Kompas.com memantau terdapat beberapa tukang foto keliling berkumpul di halte Mobil Wisata pintu masuk Monas dekat Parkir IRTI dan pujasera Lenggang Jakarta.
Baca juga: 7 Aktivitas Liburan yang Bisa Anda Coba di Monas
Di sana, mereka menawarkan jasa foto kepada para wisatawan yang baru tiba dan sedang menunggu kedatangan kendaraan pengantar menuju pintu masuk Tugu Monas.
Uniknya, sebagian dari tukang foto keliling mencetak foto wisatawan terlebih dahulu yang kemudian ditawarkan kepada wisatawan lain sebagai contoh produk hasil tangkapan kamera mereka.
“Ini salah satu dukanya selain permintaan cetak foto yang menurun. Banyak wisatawan yang minta foto terlebih dulu, ketika sudah dicetak, mereka pergi. Bilangnya mau ke dalam Tugu Monas dulu. Setelah ditunggu sampai sore kok tidak pernah muncul,” tutur Rony.
Menurut Rony, kebiasaan beberapa wisatawan tersebut tidak pernah hilang dari dulu.
Sebab, mereka tidak pernah bertanya dan kurang mendengarkan penjelasan para tukang foto keliling. Mereka langsung meminta foto dan mencetaknya, baru bertanya soal harga.
Jika harga dirasa tidak cocok, mereka akan pergi begitu saja tanpa membayar sepeserpun akan foto yang telah dicetak.
“Kalau begitu ya kita langsung buang fotonya. Sangat rugi karena kertas foto kan mahal, alat yang kami beli pakai modal sendiri juga mahal. Ada yang nawar harga, tapi anjlok sekali. Ya namanya juga hidup ada dukanya,” tutur Rony.
Selain menjadi tukang foto keliling di Monas, Rony juga memiliki kerja sampingan di sebuah hotel di Jakarta. Hampir setiap minggu dia dipanggil untuk mendokumentasikan acara di hotel tersebut.
Akan tetapi, dia tidak akan mengambil jadwal acara di hari Sabtu dan Minggu.
“Dibandingkan bayaran dari hotel itu, jadi tukang foto keliling di Monas setiap akhir pekan jauh lebih menguntungkan. Karena ramai pengunjung dari pagi hingga malam,” kata Rony.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan