Wanita asli Pacitan ini mulai menunjukkan setiap detail yang ada di dalam goa mulai dari formasi stalaktit sampai stalakmit. Senter menjadi penerang perjalanan kami menyusuri goa sepanjang 256 meter itu.
Kepada kami, Tumiyem bercerita tentang nama stalaktit dan stalakmit goa. Beberapa di antaranya diberikan nama sesuai keindahan yang dimilikinya.
"Ada Selo Jengger Bumi, Selo Bantaran Angin, Selo Adi Citro Buwono, Selo Pakuan Bomo, Sleo Citro Cipto Agung," kata Tumiyem kepada Kompas.com.
Selain terdapat stalaktit dan stalakmit, terdapat juga batu-batu seperti marmer dan kristal.
Jangan kaget jika goa ini terang dan bahkan banyak lampu cahaya warna-warni. Fungsi lampu tersebut adalah untuk menerangi batu-batu dan formasi stalaktit dan stalakmit agar dapat terlihat jelas oleh wisatawan.
Tak hanya itu, ada juga pendingin ruangan yaitu kipas angin besar di beberapa sudut goa.
Alhasil, wisatawan tak perlu merasa panas saat menyusuri goa yang ditemukan pada tahun 1924 oleh sesepuh Pacitan, Mbah Joyo dan Mbah Noyo ini.
Goa ini juga menyimpan empat sendang yang sudah kering maupun masih berisi air.
"Mata air di sini ada lima yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan, dan Sendang Relung Nisto," ujar Tumiyem.
Kata Tumiyem, tiap sendang memiliki nama yang unik dan fungsinya berbeda.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.