Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugu Monas Punya Diorama, Ini yang Paling Unik

Kompas.com - 02/02/2020, 19:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Tugu Monas memang terkenal akan puncaknya yang dapat membuatmu melihat sebagian Kota Jakarta sembari menikmati angin yang berhembus.

Akan tetapi, museum yang terletak di lantai dasar wisata Jakarta tersebut juga tidak kalah menariknya.

Terlebih lagi dari enam sisi diorama masing-masing memiliki cerita berbeda.

Berikut beberapa diorama museum Tugu Monas yang kerap dijadikan obyek foto dan video berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (29/1/2020):

Baca juga: Belum Pernah Masuk ke Dalam Tugu Monas? Ini Isinya

Diorama Sisi 1, Bandar Sriwijaya Abad Ke 7–13

Diorama Sisi 1 menceritakan tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia pada zaman dulu. Salah satu diorama yang cukup populer di kalangan pengunjung adalah mengenai Kerajaan Sriwijaya.

Sebab, figura kapal yang ditampilkan berukuran cukup besar. Bahkan hampir memenuhi seluruh tampilan diorama. Salah satu pengunjung bernama Ega mengatakan bahwa diorama tersebut merupakan kesukaannya.

“(Dari semua yang ditampilkan) paling suka sama gambar lautnya. Lukisan lautnya kayak nyata ombaknya. Terus orang-orang (figura) di dalamnya juga lucu. Kapalnya seperti kapal mainan tapi besar,” tutur Ega.

Diorama Sisi 1, Armada Perang Majapahit Abad Ke-14

Diorama yang terletak tidak jauh dari diorama Bandar Sriwijaya ini juga cukup menarik perhatian pengunjung. Sebab, diorama ini juga memiliki ukuran figura kapal yang besar. Bahkan dapat dibilang lebih besar dari kapal dalam diorama Bandar Sriwijaya.

Seorang pengunjung bernama Hidayat mengatakan kepada Kompas.com bahwa diorama tersebut paling menarik perhatian dibandingkan yang lain.

Diorama bernama Armada Perang Majapahit Abad Ke-14 yang terletak di Diorama Sisi 1 di lantai dasar Tugu Monas, Jakarta, Rabu (29/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Diorama bernama Armada Perang Majapahit Abad Ke-14 yang terletak di Diorama Sisi 1 di lantai dasar Tugu Monas, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

“Terpalnya (layar kapal) dari jauh terlihat saya kira dari kain. Ada anginnya di dalam yang membuat mereka kelihatan mengembang. Pas dideketin ternyata bagian dari kapal (bukan dari kain asli melainkan bahan yang sama untuk membuat figura kapal tersebut). Langsung saya foto-foto karena besar dan menarik,” kata Hidayat.

Selain diorama tersebut, Hidayat juga mengatakan bahwa dia senang melihat diorama Sumpah Palapa, 1331. Menurutnya, diorama yang menggambarkan saat-saat Gajah Mada melakukan sumpah tersebut jarang ada di beberapa museum yang dikunjungi.

Diorama Sisi 3, Romusya 1942–1945

Dari seluruh diorama yang ditampilkan di Diorama Sisi 3, diorama Romusya merupakan yang paling populer dijadikan sebagai obyek foto oleh para pengunjung. Sebab, diorama ini berbeda dari yang lain.

Sudut yang digambarkan dalam diorama ini dimulai dari arah dalam terowongan kereta api menuju ke luar terowongan. Tentunya hal ini membuat pengunjung melihat tampilan ini dari gelap ke terang.

Diorama Romusya 1942 ? 1945 merupakan salah satu diorama paling unik karena tampilannya yang memainkan suasana gelap ke terang. Diorama tersebut semakin membuat apa yang digambarkan cukup menyeramkan, Monas, Jakarta, Rabu (29/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Diorama Romusya 1942 ? 1945 merupakan salah satu diorama paling unik karena tampilannya yang memainkan suasana gelap ke terang. Diorama tersebut semakin membuat apa yang digambarkan cukup menyeramkan, Monas, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Tak hanya itu, menurut seorang pengunjung bernama Wawan, figura orang Jepang yang ditampilkan dalam diorama tersebut terlihat cukup nyata. Tampilan gelap ke terangnya juga menurutnya sebuah fitur unik yang membuat diorama berbeda dari yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com