"Misalkan obat asam urat, campurannya ada beberapa macam," tambah Teguh Hadi Suprapto, warga lain yang juga membuat produk obat-obatan.
Menurut dia, proses produknya masih manual hingga kini. Ada puluhan warga yang beraktivitas membuat jamu ini. Mereka terdiri dari penyedia bahan baku, bagian produksi dan ada yang memasarkan.
"Warga tanam di lahan pemanfaatan TNMB, warga juga ikut menjaga," tuturnya.
Baca juga: Jember Fashion Carnaval Kembali Digelar Pertengahan 2019
Sementara itu, Kepala Desa Andongrejo Masjudianto menambahkan, kampung herbal ini dibuat karena melihat potensi desa yang kaya dengan tanaman obat.
"Selain itu, kami mengembangkan kampung herbal agar menarik perhatian warga yang berkunjung, terutama wisatawan," tuturnya.
Di kampung herbal, banyak disedikan berbagai tanaman obat yang diambil dari hutan TNMB.
“Ini masih terus kami kembangkan. Kami bangun taman dan sarana lain,” tuturnya.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Tepi Laut di Jember yang Bisa Dikunjungi
Kampung herbal ini menjadi upaya TNMB untuk mengurangi aktivitas penjarahan hutan oleh masyarakat sekitar.
Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Wiratno mendantangi kampug herbal ini pada Selasa (28/1/2020).
Menurutnya, warga yang berada di kawasan hutan bisa memanfaatkan lahan agar mendapatkan manfaat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.