SEMARANG, KOMPAS.com - Tua-tua kelapa, makin tua makin berminyak. Peribahasa tersebut cocok melekat pada salah satu restoran legendaris di Kota Semarang. Toko Oen namanya.
Berdiri sejak 83 tahun silam, Toko Oen tetap mempertahankan orisinalitasnya dengan mengusung konsep gaya nostalgia.
Ketika mendengar Toko Oen, yang melekat di benak masyarakat Semarang adalah restoran dengan segala ornamen khas tempo dulu. Khususnya Toko Oen yang berada di Jalan Pemuda No. 52, Kota Semarang.
Baca juga: Seakan Dunia Berhenti, Rahasia Toko Oen Bertahan 80 Tahun
Seiring pertumbuhannya, kini Toko Oen berkolaborasi dengan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) Investments kembali membuka restorannya.
Lokasinya di gedung tua nan eksotis milik GKBI, Jalan Empu Tantular No.29, Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.
Generasi ketiga pemilik Toko Oen, Megaputri Megaradjasa bercerita, ada alasan di balik pembukaan kedai es krim di gedung GKBI
Baca juga: 5 Tempat Wisata Kekinian di Semarang, Terbaru Dusun Semilir Hadirkan Foto Underwater
Salah satunya untuk menyelamatkan sudut bangunan di kawasan Kota Lama yang jarang terjamah oleh masyarakat.
"Kedai es krim ini bertemakan Oud En Nieuw yang memiliki arti kuno, kini, dan nanti. Bahwa sejarah tidak untuk dilupakan, namun untuk dipertahankan," jelas perempuan yang akrab disapa Yenni kepada Kompas.com, Minggu (2/1/2020).
Awalnya, Yenni mengaku tidak gampang mengubah penampilan gedung tua yang dipenuhi semak belukar itu hingga menjadi sebuah bangunan baru tanpa merubah orisinalitasnya.
Baca juga: Bellywise, Restoran Daging Asap dengan Harga Terjangkau di Semarang
Dia harus mengganti semua cat tembok yang mengelupas. Memotong akar-akar pohon yang menjuntai ke dalam gedung. Lalu menguruk rawa-rawa di belakang gedung agar dapat dijadikan lahan parkir.
"Hanya orang nekat yang mau melakukannya. (Karena) kurang lebih Rp 600 juta sudah habis buat renovasi GKBI," katanya.
Es krim tradisional
"Toko Oen dikenal bukan makanan besarnya, tapi orang kenal itu karena ada es krim. Nah es krimnya sendiri dimasaknya dengan cara kuno," kata Yenni.