Sementara pari merupakan kata bahasa Jawa yang berarti padi, mengacu pada hamparan sawah di sekitar Geblek Pari.
“Jadi Geblek Pari ini sekarang jadi sebutan kawasan persawahan ini, karena efek media sosial,” kata Putri seperti dilansir dari Tribunjogjatravel.tribunnews.com.
Geblek Pari memanfaatkan bahan-bahan makanan dan minuman yang berasal dari hasil bumi warga sekitar.
“Kita menampung sayuran dan hasil bumi lainnya dari warga sekitar untuk kita olah dan dijual di tempat kita,” kata Putri.
Putri menolak secara halus produk-produk modern perkotaan yang ditawari oleh sales.
“Sebisa mungkin kita akan menjaga konsep tradisional di tempat ini, bukan hanya tempatnya saja tapi makanan dan minuman ditempat ini ya tidak jauh dari hidangan “ndeso,” dari warga sekitar kata Putri.
Menurut Putri, dia dan suami mengonsep Geblek Pari sebagai tempat makan yang identik dengan suasana khas pedesaan.
Terlihat dari meja dan kursi yang berbahan kayu dan bambu. Demikian pula, meja yang tak diberi sekat sehingga kamu bebas memandang lanskap alam nan elok.
Baca juga: Wisata Terbaru di Yogyakarta, Berfoto Instagenic di Langlang Buana
“Kita juga sengaja tidak menyediakan wi-fi, supaya pengunjung tidak terlalu asyik dengan gadget dan lebih banyak berinteraksi satu sama lain,” kata Putri.
Bersantap di Geblek Pari, kamu dapat memilih sejumlah makanan dan minuman tradisional. Untuk menu sayur yang disajikan prasmanan, berganti setiap harinya.
Tersedia aneka lauk, di antaranya tempe garit, ceker ayam, ikan pindang, lele, tahu, telur, ati ampela, ayam, dan kerupuk.
Selain makanan berat, pengunjung dapat menikmati jajanan seperti geblek, pisang goreng, tempe mendoan, dan bakwan.
Melepas dahaga usai menyantap makanan, kamu bisa minum es serai, es tape, es dawet, teh, jeruk, dan kopi.
Kamu dapat menyiapkan budget mulai dari Rp 3.000-an sampai Rp 10.000-an untuk makan di sini.
View this post on Instagram#Repost @malioboro_insta • • • • • Menikmati sore.... #geblekparinanggulan #geblekpari
Hamparan sawah Geblek Pari menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Begitu pula dengan aktivitas para petani saat mengolah sawah.