Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Wisata BW3 Gratis di Jakarta, Mengenalkan Seni dan Kuliner

Kompas.com - 05/02/2020, 12:00 WIB
Andra Prabasari,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus wisata tingkat Jakarta menjadikan pilihan warga untuk berakhir pekan karena dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh Pemrov DKI Jakarta ini merupakan salah satu hiburan terjangkau.

Bus tour yang mulai beroperasi pada tahun 2014 ini siap melayani warga yang ingin berkeliling Jakarta.

Bus Wisata ini, mempunyai tujuh rute tur di antaranya Bus Wisata jenis Tour destinasi History of Jakata (BW1), Jakarta Modern (BW2), Art and Culinary (BW3), Jakarta Skyscrapers (BW4), Jakarta Open Space (BW5), Jakarta Heritage (BW6), dan Jakarta Shopping (BW7).

Setiap bus mulai bergerak dari Monas IRTI dan akan berhenti di setiap rute pemberhentian yang mempunyai palang biru bertuliskan Bus Tour.

“Setiap 20 menitan bus ini lewat bergantian, sehingga banyak warga yang berkesempatan ingin mencoba menaiki bus ini, sehingga semuanya dapat jatah, apalagi kan tiketnya gratis” kata Rifky pemandu Bus Tour Jakarta.

Baca juga: Itinerary 1 Hari Naik Bus Tingkat Wisata Rute History of Jakarta

Kali ini Kompas.com mencoba untuk menaiki dan menjajal fasilitas yang ada di Bus Tour City Jakarta dengan tema BW3 “Art and Culinary”.

Di bus tema BW3 ini, kamu akan diajak ke tempat-tempat kesenian, bersejarah dan pusat kuliner yang berada di Jakarta.

Rute BW3 ini akan berhenti di rute Balai Kota – Museum Nasional- Sarinah - Plaza Indonesia - Harmoni - Gedung Arsip -Museum Bank Indonesia -BNI 46 - Masjid Jami Kebon Jeruk - Sawah Besar - Pecenongan - Pasar Baru/ GKJ - Juanda Istiqlal – Monas.

Awal pemberangkatan bus dimulai dari Monas lalu diakhir perjalanan akan berakhir di Juanda Istiqal/ Monas.

Lalu tempat apa saja yang akan di lewati oleh BW3 “Art and Culinary” ini, mari kita simak:

Museum Nasional
Tampak muka Museum Nasional di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, yang juga dikenal dengan Museum Gajah. Gambar diambil pada 22 Juli 2017. KOMPAS/RIZA FATHONI Tampak muka Museum Nasional di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, yang juga dikenal dengan Museum Gajah. Gambar diambil pada 22 Juli 2017.

Berawal dari keberangkatan Monas Jalan Medan Merdeka Selatan kamu akan diajak untuk melewati Museum Nasional.

Di halaman depan Museum Nasional terdapat patung gajah, sehingga tempat wisata ini juga disebut Museum Gajah.

Di ruangan Museum Gajah terdapat benda bersejarah zaman kerajaan Hindu- Buddha kuno, yang terdiri dari arca bagunan candi yang didatangkan dari berbagai seluruh kota di Indonesia.

Di ruangan ini juga terdapat gamelan. Biasanya Gamelan ini digunakan untuk mengiringi pertunjukan perwayangan dan sinden. Selain Gamelan, berbagai alat musik berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Baca juga: Naik Bus Tingkat Wisata ke Glodok, Ini 4 Pilihan Kulinernya

Bagi kamu yang ingin mengenal dan suka dengan sejarah Indonesia, di sini kamu menemukan tempat yang cocok untuk belajar dan menambah pengetahuan di zaman Prasejarah seperti Arkeolog jaman kerajaan Hindu-Buddha.

Museum ini buka pada hari Selasa- Minggu pada pukul 09.00-16.00 WIB, dengan harga tiket Rp 5.000 saja.

Setelah melewati bangunan Museum Nasional, arah jalanan MH. Thamrin tampak sebuah tokoh nasional yang di pajang di jalanan Merdeka Selatan yaitu patung MH. Thamrin.

Patung yang dibuat oleh pemahat dari Bali Ketut Winata, yang menghabiskan dana Rp 2 miliar dengan menggunakan dana donatur.

Tak jauh dari patung MH. Thamrin, terdapat patung kuda yang dibuat untuk menyambut kemerdekaan Indonesia, pada HUT ke 42 tahun, pemahat patung ini juga berasal dari Bali yaitu I Nyoman Agung Nuarta.

Gedung Arsip

Gedung Arsip Nasional
Shutterstock Gedung Arsip Nasional

Melewati kawasan Jalan Sarinah – MH. Thamrin sampai Harmoni, terdapat bangunan bersejarah lainnya, yaitu Gedung Arsip yang beralamatkan di Jalan Gajah Mada no 111, Jakarta Barat.

Tampak dari depan gedung ini terlihat megah dengan arsitektur bangunan Belanda yang bergaya ala vintage. Dulunya gedung ini merupakan tempat kediaman Jendral VOC yang bernama Reinier De Klerk, dan didirikan pada tahun 1750 pada abad ke 18.

Baca juga: Bus Tur Gratis di Jakarta, Keliling 5 Tempat Wisata Populer

Memasuki bagunan ini, kamu akan diperlihatkan dengan barang-barang kuno yang terdiri dari senjata, lukisan, dan barang-barang klasik lainnya yang dibuat dari ukiran-ukiran kayu.

Setelah berkeliling di halaman utama, di halaman belakang terdapat sebuah lapangan yang hijau.

Di depan lapangan tersebut terdapat sebuah lonceng, yang pada zaman dahulu digunakan untuk memanggil tentara Belanda dalam rangka mengikuti Apel.

Namun zaman sudah berubah, kini lapangan tersebut digunakan untuk acara-acara resepsi yang biasanya digelar pada malam hari, agar terkesan bergaya pernikahan ala Vintage.

Museum ini dibuka pada hari Senin- Jumat, pada pukul 09.00-16.00, dengan harga tiket Rp 5.000.

Museum Bank Indonesia

Emas di Museum Bank IndonesiaAndra Prabasari Emas di Museum Bank Indonesia

Masih di sekitaran Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat terdapat Museum Bank Indonesia.
Terletak di Jalan Pintu Besar Utara no. 3 Jakarta Barat ini, merupakan bagunan museum peninggalan zaman Belanda yang usianya hampir 200 abad.

Di sini kamu bisa melihat sejarah perkembangan mata uang Indonesia dari pertama kali masuk sampai sekarang.

Dahulunya gedung ini merupakan sebuah rumah sakit, namun pada tahun 1928 pemerintah Belanda mengganti gedung tersebut menjadi sebuah bank yang bernama De Javasche Bank.

Setelah Indonesia merdeka di tahun 1953 De Javasche Bank diresmikan menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia yang saat ini dijadikan museum.

Baca juga: Keliling Jakarta Gratis, Melihat Jakarta Skycrapers dengan Bus Tour City BW4

Di halaman pertama kamu akan diperlihatkan informasi mengenai sejarah koin-koin di masa lalu, dimulai dari cara pembuatannya hingga jenis-jenis koin tersebut.

Lalu beranjak dari tempat tadi, kamu bisa menemukan sebuah mini teater yang akan memberi informasi mengenai sejarah keuangan Indonesia.

Menuju ke tempat berikutnya terdapat ruangan galeri miniatur pemerintahan Belanda saat mengincar rempah-rempah milik Indonesia.

Setelah itu kamu disuguhkan mengenai sejarah Bank Indonesia mulai dari koleksi uang milik Bank Indonesia dan juga emas.

Tertarik bukan untuk melihat bagaimana proses pembentukan uang dari zaman dahulu sampai sekarang?

Untuk dapat menikmatinya kamu bisa datang tiap hari Selasa – Minggu pada pukul 08.00 – 16.00. Harga tiket gratis untuk anak dibawah dua tahun, sedangkan untuk umum Rp 5.000.

Pusat kuliner

Pecenongan

Pecenongan merupakan sebuah tempat memiliki deretan makanan yang sudah berdiri puluhan tahun lalu dan salah satu pusat kuliner pertama yang berada di Jakarta.

Tempat ini sudah beramaian dikunjungi oleh pengunjung yang dimulai dari tahun 1970’an.

Jika kamu menggunakan bus BW3 ini tak ada salahnya untuk mampir ke kawasan ini untuk memanjakan lidah dan perut.

Salah satu restoran yang terkenal dan lezat adalah Bubur Kwang tung yang buka setiap hari selama 24 jam, disini kamu bisa makan setiap kapanpun.

Selain itu terdapat nasi uduk, Martabak 65A, aneka Chinesfood, Seafood dan berbagai macam lainnya untuk membuat perut kamu kenyang.

Baca juga: Naik Bus Wisata Gratis ke Pecenongan, Ini 4 Pilihan Kulinernya

Pasar Baru

Suasana di Pasar Baru Jakarta Pusat Andra Prabasari Suasana di Pasar Baru Jakarta Pusat

Pasar Baru adalah pasar yang sangat bersejarah bagi ibukota, pasar yang berdiri sejak tahun 1820 ini merupakan salah satu surga belanja yang berada di Jakarta.

Baca juga: Kuliner Legendaris di Bogor, Cungkring Pak Jumat Jalan Suryakencana

Pasar yang berumur belasan abad ini dulunya merupakan tempat komunitas Tionghoa yang mendirikan toko-toko di tempat ini sehingga menjadikan pusat perbelanjaan yang elit dijaman itu.

Kini Pasar Baru menyediakan beragam barang-barang murah, lengkap, menarik dan kualitas bersaing. Terdapat bahan tekstil dan sepatu yang terbaik di tempat ini.

Banyaknya mall megah dan modern, tak menjadikan Pasar Baru kehilangan pamor, terbukti bahwa pasar ini masih ramai diminati, eksis dan banyak dikunjungi dari kalangan wisatawan.

Jika kamu lelah sesudah berjalan-jalan mengelilingi pasar ini, di pinggiran jalan terdapat beraneka makanan kecil yang dijual, di antaranya tahu gejrot, otak-otak, jajanan pasar, dan berbagai makanan dan minuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com