Jakarta, KOMPAS.com-Pada tanggal 10 november 1968, Gurbernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai pusat bangunan kesenian Jakarta yang berharap akan bisa tetap berkembang menjadi pusat budaya nasional.
Nama Taman Ismail Marzuki diambi dari nama seniman asal Betawi atau Jakarta yang telah menciptakan lebih dari 200 lagu. Salah satu lagu yang paling terkenal dan yang paling kita dengar adalah Rayuan Pulau Kelapa.
Di tempat inilah banyak seniman besar dilahirkan, salah satunya grup band God Bless yang dipimpin oleh Ahmad Albar. Band ini pertama kalinya tambil bernyanyi di TIM pada tahun 1972, dan sampai sekarang merupakan band legendaris Indonesia.
TIM tidak jauh dari Monas (Monumen Nasional) yang disebutkan sebagai ikon kota Jakarta. Dari arah Jalan Merdeka Selatan untuk menuju ke TIM, kamu akan melewati patung Tugu Tani, sehingga akan tembus di Jalan Cikini Raya, lalu terdapat TIM yang berada di kiri jalan.
Baca juga: Jalan-jalan ke Monas, Sudah Tahu 5 Fakta Ini?
Memasuki pintu masuk TIM, kamu akan disambut patung Ismail Marzuki yang berada di teras depan.
Ismail Marzuki adalah komponis ternama kelahiran Betawi, yang menjadi simbol seniman legendaris, sehingga namanya diabadikan sebagai tempat pagelaran seni yang berada di Jakarta.
Dibangun di halaman seluas 9 Hektar, dulunya merupakan sebuah bangunan lama yang telah dibongkar dan diganti dengan bangunan baru menjadi sebagai pusat kesenian.
Terdapat berbagai macam tempat seni karya seniman yang dipamerkan atau dipertunjukkan di TIM antara lain sanggar baru, teater halaman, Galeri Cipta, Graha Bakti Budaya, teater kecil, dan grand teater.
Bangunan ini diciptakan untuk memamerkan karya seni yang hebat berasal dari seniman Indonesia.
Karya seni yang dipamekan di gedung-gedung tersebut di antaranya patung, lukisan, seni pertunjukan teater, seni pertunjukan musik, seni tari, dan pertunjukan wayang kulit.
Selain terdapat bangunan kesenian, kamu juga bisa mengunjungi sembari melihat-lihat bagunan yang terdapat di sekitar TIM.
Di antaranya perpustakaan daerah, Lembaga Dewan Kesenian Jakarta, Planetaruim, Arsip Jayakarta, Pusat Dokumentasi Sastra, Institut Kesenian Jakarta, dan Bioskop 21 TIM.
Selain itu, di TIM terdapat Galeri Bengkel Buku yang menjual buku-buku sejarah lawas yang mungkin kamu jarang ditemukan di toko buku ini.
Buku lawas yang paling terkenal dan tua adalah buku “History of Java” yang ditulis oleh Stanford Rafless. Harga yang ditawarkan untuk membeli di tempat ini tidaklah mahal, semuanya di bawah Rp. 100.000.
Baca juga: Semangat Literasi dalam Pasar Buku Keliling Nusantara di Semarang
Jika kamu ingin menikmati suasana di Taman Ismail Marzuki, disediakan tempat duduk maupun lesehan di taman yang penuh pohon rindang.
Di tempat ini biasanya dijadikan tempat untuk berdiskusi, berlatih teater, berlatih drama, atau sekadar bercengkrama dengan orang-orang terdekat.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi TIM dengan menggunakan kedaraan pribadi, jangan khawatir, karena TIM menyediakan parkir yang luas untuk kendaraan mobil dan motor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.