Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Arak Diharap Dapat Kenalkan Rasa dan Aroma Minuman Khas Bali

Kompas.com - 10/02/2020, 21:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Minuman fermentasi atau destilasi khas Bali seperti arak, tuak, dan brem kini dapat dinikmati secara aman dan legal saat berlibur di Bali.

Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 melegalkan arak, tuak, dan brem sebagai bagian budaya dan akan dipromosikan dalam Festival Arak Bali

“Mungkin nanti akan ditunjukkan bagaimana kebersihan tempat para pengrajin arak, proses kemasannya, dan rasa dari arak khas Bali seperti apa,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem I Ketut Sedana Merta saat dihubungi Kompas.com Minggu (9/2/2020) lalu.

Sejauh ini, Sedana Merta mengatakan bahwa belum pernah ada kegiatan seperti tur atau festival arak Bali di sana karena minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali sebelumnya terkendala legalitas.

Legalisasi lewat Peraturan Gubernur Baru dianggap sebagai hembusan angin segar terhadap para pengrajin minuman khas Bali tersebut. Terlebih lagi jika tur atau festival arak Bali benar dilangsungkan. Entah dalam waktu dekat atau waktu yang akan datang.

Baca juga: Promosikan Minuman Khas Bali, Gubernur Adakan Festival Arak

“Sekarang sudah dilegalkan, masyarakat (yang masih awam dan tertarik untuk mencoba) akan tahu bagaimana rasa dan aroma arak Bali. Kalau dulu sebelum dilegalkan kan penjualan arak Bali terbatas. Hanya untuk konsumsi upacara, dan bagi yang berminat,” tutur Sedana Merta.

Senada dengan Sedana Merta, Perbekel Desa Tri Eka Buana I Ketut Derka mengatakan bahwa adanya tur atau festival arak Bali dapat membantu para pengrajin semakin mempromosikan hasil olahan mereka.

“Sebelum dilegalkan, penjualan masih kucing-kucingan dengan aparat kepolisian. Takut ditangkap, padahal peminat arak Bali memang banyak,” kata Derka saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/2/2020).

Sejauh ini, upaya yang dilakukan oleh para pengrajin minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali hanya memasarkan melalui obrolan mulut ke mulut saja.

Selain itu, biasanya para wisatawan yang khusus datang ke Bali untuk membeli minuman-minuman tersebut mengunjungi beberapa desa pengrajin.

Selain membeli, Derka juga mengatakan para wisatawan juga beristirahat sejenak di desa-desa tersebut sembari melihat proses pembuatan minuman fermentasi dan/atau destilasi.

“Proses pembuatan biasanya mulai dari pukul 7 pagi hingga pukul tiga sam[ai sore. Tidak dikenakan biaya, tapi ada baiknya memberi donasi,” kata Derka.

Baca juga: Museum Arak Bali akan Dibangun di Karangasem Pertengahan 2020

Festival arak terdapat dalam Pasal 13 Bab 4 Promosi dan Branding Pergub 1/2020. Peraturan tersebut menyatakan bahwa promosi dan branding dilakukan oleh koperasi dan produsen secara bersamaan.

Meski begitu, terdapat beberapa tahap dan syarat yang harus dipenuhi oleh pengrajin minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali sebelum produk mereka dapat dipromosikan melalui festival arak.

Di antaranya adalah produk diproses berdasarkan proses tradisional fermentasi dan/atau destilasi khas Bali (Process Footprint), produk yang mempromosikan kerjasama dengan koperasi dan petani arak (Social Footprint), dan produk yang memperhatikan kelestarian lingkungan (Ecological Footprint).

Selain pagelaran festival arak Bali, bentuk promosi yang akan dilakukan adalah bentuk kerjasama antar provinsi, dengan asosiasi hotel atau restoran, asosiasi bartender, dan pameran di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com