Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Varian Cokelat di Pasaran, Yuk Kenali Bedanya

Kompas.com - 11/02/2020, 16:17 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Cokelat yang biasa kamu makan dan tersebar di pasaran ternyata punya beberapa varian berbeda. Setiap varian memiliki rasa dan kandungan yang berbeda pula. Ada yang terasa pahit seperti rasa cokelat asli. Ada yang tak begitu pahit, ada juga yang sangat manis.

Lantas apa saja jenis-jenis cokelat dan apa yang jadi pembeda di antaranya?

Baca juga: Selamat Datang di Negeri Kopi dan Cokelat Jember

1. Dark chocolate

Dilansir dari thespruceeats, cokelat jenis ini mengandung pasta cokelat, gula, cocoa butter, vanilla, dan lecithin yang berfungsi sebagai emulsifier. Dark chocolate tidak ditambahkan susu. Maka dari itu tingkat kandungan cokelatnya pun cukup tinggi.

Bisa mulai dari 30 persen untuk dark chocolate yang agak manis hingga 70 persen dan 80 persen untuk dark chocolate yang sangat dark.

“Karena kandungan kakao yang lebih tinggi, maka kandungan lemak juga lebih rendah dan memiliki warna lebih tua atau gelap. Rasanya sedikit ada rasa pahit yang khas,” jelas Pastry Chef Hotel Pullman Jakarta Feri Sulfian ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (11/02/2020).

Ilustrasi cokelatDianaDuda Ilustrasi cokelat

2. Milk chocolate

Sesuai namanya, cokelat ini mengandung milk atau susu. Jika dark chocolate memiliki kandungan berupa pasta cokelat dan cocoa butter, milk chocolate ditambahkan susu berupa susu kental manis atau susu bubuk.

Milk chocolate harus mengandung paling sedikit 10 persen pasta cokelat dalam standard Amerika Serikat, 3.39 persen lemak butter, dan 12 persen susu. Milk chocolate biasanya terasa lebih manis dari pada dark chocolate dan punya warna yang lebih terang.

Milk chocolate lebih halus teksturnya daripada dark chocolate. Dan juga lebih manis serta mengandung krim.”

Baca juga: Cokelat Sumbar Dipromosikan di Italia

Milk chocolate tak memiliki rasa cokelat yang kuat. Tak itu saja, milk chocolate juga agak sulit dilelehkan atau melalui proses tempering. Milk chocolate lebih rawan terjadi overheating atau kelebihan panas yang akhirnya membuat cokelat menjadi gosong.

Ilustrasi cokelat putih.Dok. Shutterstock Ilustrasi cokelat putih.

3. White chocolate

Berbeda dari dua produk lainnya, white chocolate hanya mendapatkan nama chocolate dari komposisi cocoa butter yang ada di dalamnya. Namun white chocolate tidak mengandung pasta cokelat atau produk kokoa lainnya.

Hasilnya, white chocolate tidak memiliki rasa cokelat sama sekali dan hanya terasa seperti vanilla atau rasa lainnya yang dimasukkan ke dalamnya.

“Karena tidak mengandung bubuk dari biji kakao, sehingga warna (milk chocolate) kuning pucat atau gading.”

Baca juga: Cokelat Asal NTT Disukai Orang Paris di Pameran Cokelat Terbesar Dunia

“Rasanya juga tidak terasa pahit dan tidak mengandung sifat antioksidan atau bahan karakterisasi seperti cokelat pada umumnya,” lanjut Chef Feri.

Biasanya, white chocolate harus mengandung minimal 20 persen cocoa butter, 14 persen susu, dan maksimal 55 persen gula. Selain white chocolate yang menggunakan cocoa butter, ada juga “white chocolate” yang menggunakan lemak nabati sebagai campurannya.

Namun produk tersebut tidak bisa disebut sebagai cokelat karena tidak mengandung campuran cokelat sama sekali di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com