Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refund Tiket dan Tur Singapura Tidak Penuh meski Status Oranye, Kenapa?

Kompas.com - 12/02/2020, 07:15 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Singapura menaikkan status waspada virus corona dari kuning ke oranye. Karena itu, tak sedikit wisatawan asal Indonesia mulai khawatir dan memilih mengganti jadwal atau refund tiket dan tur perjalanan ke Singapura.

Sekretaris Jenderal ASTINDO Pauline Suharno mengakui kondisi tersebut. Namun, diakui Pauline, refund tidak bisa didapatkan secara penuh.

Pasalnya, saat ini Pemerintah Indonesia baru mengeluarkan travel advisory atau saran perjalanan ke Singapura. Karena itu, masih berlaku penalti dari maskapai penerbangan atau hotel jika ada pembatalan.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Wisatawan China di Bali Pilih Perpanjang Izin Tinggal

"Sifatnya karena masih travel advisory ya, belum ada langkah-langkah dari maskapai (penerbangan) untuk menghapus biaya refund cancelation tiket," kata Pauline ketika ditemui Kompas.com di Media Briefing ASTINDO Travel Fair 2020, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Pauline mengingatkan, travel agent hanya perpanjangan tangan hotel dan maskapai penerbangan.

"Kalau mereka bilang boleh refund tanpa kena penalti, ya baru itu yang kami terapkan pada pelanggan," katanya.

Refund pun juga harus melalui proses. Setelah pelanggan meminta refund pada travel agent, data akan dimasukkan ke sistem khusus.

Baca juga: Wabah Virus Corona di Singapura, Kontak dan Informasi Penting bagi Wisatawan Indonesia

Setidaknya diperlukan waktu sekitar satu bulan untuk proses pengembalian dana. Pasalnya, periode pelaporan yang dilakukan sistem travel agent adalah satu minggu sekali.

Selain itu, perlu waktu cukup lama dalam mencari dan mencocokkan data karena biasanya tiket dan paket perjalanan sudah dibeli dari berbulan-bulan sebelumnya.

Jika dana sudah dikembalikan dan sudah sampai di travel agent, setelah itu akan diteruskan pada pelanggan.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Singapura Larang Kunjungan dari Pelancong China

Dana yang dikembalikan juga harus dipotong lagi untuk biaya servis travel agent di luar biaya penalti maskapai penerbangan atau hotel.

"Travel agent sudah jualan tiket, informasi harga tiket, informasi flight schedule, issue tiket, issue schedule, penagihan segala macam. Masa kami tidak dapat apa-apa juga," kata Pauline.

Badai refund

 

Wisatawan yang mengenakan masker terlihat di Bandara Changi di Singapura, 31 Januari 2020. Singapura menutup perbatasannya dengan wisatawan dari China.HOW HWEE YOUNG Wisatawan yang mengenakan masker terlihat di Bandara Changi di Singapura, 31 Januari 2020. Singapura menutup perbatasannya dengan wisatawan dari China.
Pauline mengungkapkan travel agent tengah diterpa 'badai refund' sejak 24 Januari 2020 karena pembatasan penerbangan, khususnya perjalanan ke China.

Banyak konsumen melakukan pembatalan dan meminta refund untuk tiket dan tur perjalanan ke luar negeri yang sudah mereka pesan sebelumnya.

"Tapi seiring dengan menyebarnya virus ini ke negara lain, mulai juga ada pembatalan seperti Singapura, Thailand, Jepang, Korea karena destinasi itu favoritnya orang Indonesia," katanya.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Bagaimana Asuransi Perjalanan Kover Wisatawan?

Adapun saat ini baru tiket dan tur ke China yang bisa diberikan pengembalian secara penuh karena sudah ada travel warning khusus. Pihak maskapai penerbangan rute ke China pun menghapus penalti pembatalan tiket.

Namun, untuk menghindari refund atau pengembalian seperti ini, Astindo menganjurkan pada travel agent anggotanya memberikan saran ke konsumennya melakukan pindah destinasi.

"Kami coba tawarkan alternatif lain. Salah satunya rute domestik. Dengan budget sama, bisa ke tempat yang lain yang relatif lebih aman, dan sejauh ini lumayan berhasil," tutup Pauline.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com