JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona berdampak pada devisa pariwisata Indonesia. Jika masalah virus corona bertahan hingga satu tahun ke depan, maka Indonesia dapat kehilangan Rp 40 triliun devisa dari pasar turis China.
Hal ini disampaikan oleh Nia Niscahya, Deputi Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
“Dampaknya sangat menghambat sekali. Sudah merasakan bagaimana okupansi rate hotel, khususnya di Bali sebagai tujuan wisata utama Indonesia turun sampai 10 pesen kalau main market-nya dari wisatawan Tiongkok,” jelas Nia Niscahya di Senayan Citi, Rabu (12/2/2020).
Dalam setahun, turis China yang berkunjung ke Indonesia mencapai 2 juta orang.
Jika satu orang turis China sekali datang bisa menghabiskan uang sebesar 1.400 dollar AS, Nia menggambarkan, maka dalam setahun devisa pariwisata berkurang Rp 40 triliun.
Baca juga: Dampak Virus Corona, Wisatawan China di Bali Pilih Perpanjang Izin Tinggal
Bukan hanya turis China, wabah virus corona juga dapat menghambat wisatawan dari Amerika dan Eropa yang hendak berlibur ke Indonesia.
Sebab, banyak maskapai penerbangan yang hendak datang ke Indonesia harus transit dahulu di China.
“Itu juga bisa berkurang, kalau kita lihat data sampai enam bulan ke depan, perkiraan sampai Juni kita akan kehilangan 40.000 wisatawan kalau sampai Juni,” papar Nia.
Data tersebut baru terhitung dari 10 negara yang telah teridentifikasi, dengan penerbangan transit melalui China.
Selain China, status keamanan Singapura juga sudah mulai menjadi perhatian. Hal ini, menurut Nia, lagi-lagi berdampak pada bidang wisata Indoneisa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.