Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Durian di Malaysia Terkena Dampak Wabah Virus Corona

Kompas.com - 14/02/2020, 16:45 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga durian di Malaysia menurun sejak permintaan dari China berkurang terkait merebaknya wabah virus corona.

Dilansir dari laman Channel News Asia, para petani durian di Malaysia mengaku, gangguan terhadap industri logistik China, beberapa kota yang dikarantina, dan perubahan pada selera konsumen akibat virus tersebut membuat pemesanan durian Malaysia menurun.

Seorang petani durian di Segamat, Johor, Andy Tan, mengatakan harga duriannya jatuh sekitar 50 persen.

Baca juga: Menikmati Durian Tipe Musang King, 101, 14, dan 99, Seperti Apa Rasanya?

"Pemesanan menurun hampir mencapai angka nol selama dua minggu belakangan. (Hal ini disebabkan) karena beberapa kota di China sedang dikarantina," tutur Tan.

"(Kemudian) industri logistik untuk mengangkut durian memiliki sedikit tenaga kerja, dan terdapat keterlambatan besar-besaran untuk mendapatkan produk melalui bea dan cukai,” tutur Tan.

Dalam bisnis durian, Tan kerap mengekspor buah-buahan utuh dan durian beku ke Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Qingdao. Melihat situasi ini, Tan memberhentikan pengolahan produk yang lebih banyak.

Baca juga: Durian dengan Berat 9,6 Kilogram, Si Jampang Montong Sempelai dari Pontianak

Saat ini dia memiliki beberapa sisa durian di perkebunannya yang akan dijual ke masyarakat lokal atau mengekspornya ke Singapura.

Tan mengatakan, beberapa petani juga memiliki durian dan sedang mencari cara lain untuk menjualnya. Sebelumnya, mereka berharap akan ada lonjakan permintaan durian Malaysia dari China.

"Namun kini telah berubah. Seperti itulah bisnis durian. Harga tidak stabil. Kami harus cepat tanggap dalam menjual sisa durian kami dengan harga rendah," kata Tan.

Baca juga: 3 Benda Ini Dilarang Dibawa Masuk ke Kamar Hotel, Salah Satunya Durian

Buah berduri tersebut merupakan hal yang penting dalam ekspor agrikultur di Malaysia dengan total ekspor mencapai 6,8 persen dari produksi durian di negara tersebut.

Malaysia mulai mengekspor bubur durian beku dalam plastik vakum ke China pada tahun 2011.

Pada bulan Mei 2019, China secara resmi membolehkan adanya impor buah durian beku utuh dari Malaysia. Hal tersebut dilakukan sebagai cara untuk mempercepat ekspansi perkebunan durian dan peningkatan dalam investasi di industri durian.

Baca juga: Durian Musang King, Durian Manis dengan Daging Legit dan Creamy

Harga durian Musang King turun

Ahli Durian Lim Chin Kee mengatakan, harga dari tingkat tertinggi durian Musang King menurun dari 60 ringgit Malaysia, atau sekitar Rp 198.368, menjadi 30 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 99.184 per kilogramnya di Raub, Pahang.

Durian Musang King.KOMPAS/M CLARA WRESTI Durian Musang King.
Kota Raub dikenal sebagai ibu kota durian di Malaysia dan juga dikenal sebagai tempat yang bagus untuk menumbuhkan durian Musang King.

"Banyak petani durian di Raub dan beberapa wilayah lain di Malaysia berhenti mengirim durian ke China karena mereka tidak ingin mengambil risiko. Bagaimana jika situasi virus semakin buruk? Kami akan memiliki banyak sekali durian di tempat penyimpanan dingin," kata Lim.

Baca juga: Nikmat Legit Durian Musang King di Lhokseumawe, Mau Coba?

Kendati demikian, Lim mengatakan, hingga saat ini pemerintah China masih belum menghentikan impor durian. Namun wabah virus corona sedikit memperlambat proses pengangkutan durian melintasi perbatasan China.

Lim menambahkan, beberapa perusahaan di China mengurangi impor durian karena masyarakat di China tidak memiliki nafsu untuk memakan durian. Mereka merasa cemas akan virus corona.

"Durian adalah makanan mewah dan lebih baik dinikmati saat sedang bergembira. Mungkin saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memakan durian bersama-sama," kata Lim.

Baca juga: Nikmati Menyantap Durian Sambil Berwisata di Lembah Kolang

Wisata durian terkena dampak

Selain ekspor, ternyata wisata durian juga terkena dampak negatif wabah virus corona. Salah seorang pemilik kebun durian di kaki Bukit Fraser John Kung mengatakan, kebunnya mengalami penurunan pengunjung sebesar 75 persen sejak Tahun Baru Imlek.

"Mayoritas pengunjung kami adalah grup tur dari China. Jadi sebaiknya menutup sementara (wisata buffet dan tur durian di kaki Bukit Fraser) hingga virus berhenti menyebar," kata Kung.

Pemerintah Malaysia menangguhkan pemberian visa bagi seluruh penduduk Provinsi Hubei, termasuk kota Wuhan, sejak pekan lalu. Namun sejak Kamis (6/2/2020) lalu, penangguhan diperpanjang ke seluruh provinsi di China yang dikarantina.

Baca juga: Itinerary Weekend di Medan, 1 Hari Jelajah Sejarah sampai Makan Durian

Ilustrasi makan durian. Ilustrasi makan durian.
Sabah dan Sarawak juga menangguhkan seluruh penerbangan terjadwal dan penerbangan charter dari China sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona.

Kendati demikian, Chairman of Pahang Fruits Farmer Association Melissa Yap mengatakan, dia tetap optimis sebentar lagi virus corona akan terkontrol dan membuat keinginan masyarakat untuk makan durian kembali.

"Puncak musim durian berlangsung dari April hingga Agustus. Semoga pada saat itu virus sudah dikontrol. Sekarang wisata durian memang sedang menurun dan terdapat beberapa masalah logistik untuk impor di China. Namun kami tahu masyarakat China masih suka durian," kata Yap.

Baca juga: Cumasi, Durian Premium dari Bangka Belitung

Yap juga mengatakan, kini durian dapat disimpan dalam freezer nitrogen cair hingga dua tahun untuk mempertahankan kesegarannya.

Oleh karena itu, seharusnya penurunan permintaan durian jangka pendek tidak akan memberi dampak terlalu banyak kepada para petani durian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com