Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Travel Ban Australia Terkait Corona, Pariwisata Rugi Rp 9 T Per Minggu

Kompas.com - 14/02/2020, 18:50 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Australia memperpanjang larangan bepergian (travel ban) terkait wabah virus corona yang terus melebar.

Larangan tersebut tetap dilakukan meskipun berdampak pada sektor pariwisata dan pendidikan Australia.

Dilansir dari laman Dailymail, Sabtu (15/2/2020) adalah pekan kedua sejak Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan larangan bepergian sementara selama 14 hari kepada wisatawan yang telah meninggalkan atau melewati China sebelum tiba di Australia.

Baca juga: Kapal Pesiar Dikarantina karena Virus Corona, Penumpang Diberi Makanan Lezat

"Kami berharap itu (larangan bepergian) akan terus berlanjut. Kami tidak menaruh jangka waktu terhadap hal itu (larangan bepergian)," tutur Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt kepada The Australian.

Hunt juga memperingatkan, ada kemungkinan larangan bepergian tersebut diperpanjang saat angka kematian di seluruh dunia mencapai 1.000 jiwa.

Menurut Hunt, pemerintah setempat bertindak mengikuti saran medis terbaik dalam penerapan larangan.

Baca juga: Langkah Pemerintah Isi Slot Penerbangan Kosong karena Wabah Virus Corona

Dia mengatakan, tanggung jawab pemerintahan Australia adalah menyediakan perlindungan dan keamanan kesehatan nasional kepada masyarakatnya.

"Mereka (perlindungan dan keamanan kesehatan nasional) merupakan keputusan yang cukup sulit, namun dibuat berdasarkan saran medis dan kami akan mengimplementasikan saran medis tersebut," tutur Hunt.

Saat ini, Australia memiliki 15 kasus virus corona yang telah terkonfirmasi. Sementara itu, terdapar 4 warga negara Australia di antara 65 kasus virus corona terbaru di kapal pesiar Diamond Princess yang sedang dikarantinas di pelabuhan Yokohama, Jepang.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Travel Agent Tawarkan Rute Domestik untuk Alternatif Refund

Terkait larangan bepergian, pemerintah federal mengaku, hal tersebut memberi dampak kepada industri pariwisata dengan estimasi total kerugian mencapai 1 miliar dollar Australia atau sekitar Rp 9 triliun per pekan.

Penumpang kereta di Shanghai, China Memakai Masker Pelindung pada Minggu, 9 Februari 2020Noel Celis / AFP - Getty Images Penumpang kereta di Shanghai, China Memakai Masker Pelindung pada Minggu, 9 Februari 2020

Bahkan, minggu ini, Qantas Airlines, maskapai penerbangan milik Australia, juga melakukan penangguhan penerbangan sementara untuk dua penerbangan langsung ke daratan China hingga 28 Maret 2020.

Perpanjangan larangan bepergian Australia juga akan membuat sektor pendidikan mengalami kerugian sebesar 39 miliar dollar Australia atau sekitar Rp 359 triliun.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Devisa Pariwisata Indonesia Dapat Berkurang Rp 40 Triliun

Beberapa rencana dari perguruan tinggi di sana akan sangat terdampak jika sebanyak 100.000 mahasiswa internasional tidak dapat kembali ke Australia saat semester baru dimulai.

Bahkan, beberapa perguruan tinggi menunda mulainya semester baru akibat virus corona.

"(Situasi saat ini) lebih kepada menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. Namun harapan saya adalah kita akan melihat sebuah terobosan dan kita bisa membuat para mahasiswa kembali ke sini untuk semester pertama mereka," tutur Menteri Pendidikan Federal Dan Tehan kepada Sky News Minggu (9/2/2020).

Baca juga: Virus Corona, Jumlah Wisatawan Outbound Diprediksi Turun 80 Persen

Halaman:
Baca tentang
Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com