Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resep Tum Ayam, Hidangan Pepes Khas Galungan

Kompas.com - 18/02/2020, 20:56 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tum adalah salah satu makanan yang dipersiapkan oleh umat Hindu Bali saat Hari Penampahan atau sehari sebelum Hari Raya Galungan.

Baca juga: Rangkaian Acara Hari Raya Galungan, Sembahyang hingga Mengarak Barong

Mirip seperti pepes, daging yang digunakan dalam pembuatan tum biasanya adalah daging babi.

Meski begitu, kamu bisa mengkreasikannya dengan menggunakan daging ayam dengan resep yang cukup mudah.

“Untuk whole serving, bisa menggunakan 1 ayam yang memiliki berat 1,2 kilogram. Ayam dipotong-potong menjadi 14 bagian. Kemudian cuci bersih dan bumbui ayam dengan garam dan merica bubuk secukupnya,” tutur Chef Restoran Pakuwon Hotel Santika Pasir Koja Siswanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

Pengrajin arak dan pemilik Warung Sunset Jero Mangku Dalam Suci, akrab disapa Chef Gede Yudiawan saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/2/2020), mengatakan bahwa tum artinya adalah mengukus.

Oleh karena itu, daging yang telah dipotong-potong tersebut nantinya akan dibalut dengan daun pisang sebelum dikukus.

Beberapa bagian daging yang menurutnya nikmat untuk dijadikan tum adalah tetelan atau kulit yang memiliki sedikit lemak.

Untuk bumbu pengolahan tum, Siswanto mengatakan bahwa bumbu genap dipakai untuk memberi rasa tum yang unik.

Bumbu genap adalah sebutan untuk bawang putih, bawang merah, kunyit, kencur, terasi, dan sereh yang diolah secara bersamaan menjadi sebuah bumbu pelengkap suatu hidangan.

Untuk takaran bumbu genap, Siswanto menyarankan penggunaan 5 siung bawang putih, 10 siung bawang merah, kunyit 1 ruas jari, kencur 5 butir, terasi 1 batang, dan sereh 1 batang.

Seluruh bumbu dan daging ayam sebanyak 1,2 kilogram digunakan untuk membuat beberapa tum ayam yang dapat dinikmati oleh lebih dari 1 orang.

“Setelah ayam bersih dan diberi garam dan merica bubuk, aduk dengan bumbu genap. Kemudian, ambil daun pisang untuk membungkus adonan tum ayam. Kukus dengan suhu 90 derajat celcius selama 140 menit, setelah itu tum ayam siap dijasikan,” kata Siswanto.

Namun sebelum dibungkus oleh daun pisang, Yudiawan mengatakan bahwa adonan dari tum ayam yang telah dicampur dan diaduk dengan seluruh bumbu pelengkap tidak akan rekat.

Oleh karena itu, biasanya masyarakat Bali akan menggunakan darah mentah untuk merekatkan seluruh adonan. Namun kamu bisa menggantinya dengan menggunakan santan.

Penggunaan tum dalam lawar

Chef Suasana Restaurant Hendra Kurniawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/2/2020), mengatakan bahwa dirinya kerap menggunakan tum sebagai salah satu bahan dalam pembuatan lawar.

Baca juga: Susah tetapi Seru, Belajar Masak Lawar dan Sate Lilit

Bahan-bahan pembuat tum ayam juga memiliki takaran yang berbeda. Hendra lebih memilih menggunakan daging ayam giling sebanyak 200 gram yang dicampur dengan 1 putih telur dan tepung maizena sebanyak 60 gram.

Selanjutnya untuk bawang merah yang digunakan sebanyak 50 gram (100 gram bawang merah terdiri dari 15 siung bawang), kencur 20 gram, lengkuas 10 gram, dan jahe 10 gram.

“(Daging yang telah dicampur dan diaduk dengan seluruh bumbu yang telah dihaluskan tersebut) kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Setelah matang, dibejek untuk campuran lawar. Setelah itu, masukkan ke dalam lawar dan diaduk semuanya hingga merata,” kata Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com