Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Petani Ganja jadi Petani Kopi, Budi Waseso Ingin Kopi Nusantara Semakin Terkenal

Kompas.com - 20/02/2020, 17:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Melalui produk dan kedai kopi miliknya, Buwas berharap bisa memperkenalkan berbagai jenis kopi Nusantara kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, kedai kopinya memiliki lebih dari 50 biji kopi Nusantara mulai dari Sabang sampai Merauke.

“Tidak hanya kopi Gayo Lues saja yang bagus. Biji kopi dari Sabang sampai Merauke juga bagus. Papua bagus. Kopi Lembah Baliem di Wamena, di Sorong, di Manokwari, di Jayapura, itu produksi kopi bagus. Jadi saya ambil, saya angkat (biji kopi untuk diperkenalkan lebih luas melalui Kopi Jenderal),” tutur Buwas.

Buwas mengatakan bahwa biji kopi pertama yang ia coba racik adalah biji kopi gayo. Selama proses peracikan tersebut, dia mengaku cukup terkejut karena biji kopi tersebut sudah terkenal di Eropa sejak lama.

Baca juga: Kopi Sanggabuana, Kopi Robusta Tinggi Kafein dengan Rasa Lebih Pahit

Oleh karena itu, setelah dia membuat salah satu produk Kopi Jenderal menggunakan biji kopi gayo, ia coba pasarkan ke Eropa. Pasar penjualan kopi yang dituju salah satunya adalah Belanda.

“Kita kaya dengan kopi. Kita harus angkat kopi-kopi ini demi kesejahteraan para petani kopi dan Indonesia sebagai penghasil kopi berkualitas,” tutur Budi.

Pemanfaatan lebih dari 50 biji kopi Nusantara menurut Budi dapat membantu mempermudah para pelancong dari daerah lain ketika di Jakarta untuk merasa familiar dengan kampung halaman.

Tidak hanya itu, dari jumlah biji kopi yang cukup banyak tersebut, terdapat beberapa biji kopi yang menurut Budi tidak terlalu diketahui oleh masyarakat Indonesia. Terlebih lagi mereka yang awam akan kopi. Salah satunya adalah kopi mamasa yang berasal dari Sulawesi Barat.

“(Misalnya) kalau ada masyarakat Gayo Lues yang sedang di Jakarta dan ingin meminum kopi daerah asalnya, mereka tidak perlu pulang karena di sini (Kedai Kopi Jenderal – Kopi Nusantara Buwas) tersedia dan bisa langsung diminum,” kata Budi.

Beberapa biji kopi yang digunakan dalam kedai tersebut antara lain adalah Robusta Temanggung dan Arabika Gayo. Kedua biji kopi tersebut dipilih menyesuaikan rasa dan kepopulerannya. Namun biji kopi Arabika lebih disukai oleh pengunjung.

“Setiap orang punya selera berbeda-beda. Untuk gayo, mereka lebih populernya lebih ke pecinta Kopi Jenderal yang suka asam. Untuk pecinta Robusta Temanggung, perbandingannya sekitar 30 persen (robusta) dan 70 persen (arabika),” kata Barista Kedai Kopi Jenderal – Kopi Nusantara Buwas Ara saat ditemui Kompas.com.

Pembangunan kedai kopi mematuhi perizinan

Buwas mengatakan bahwa penggunaan ruang di Lobby tempat kedai tersebut berada tidak diberikan secara gratis. Dia mengatakan bahwa statusnya sebagai Dirut Bulog tidak perlu dimanfaatkan.

“Ada, ada izinnya, ada ketentuannya, ada aturannya, termasuk sewanya. Jadi tidak semena-mena, dan tidak boleh sembarangan juga,” tutur Buwas.

Baca juga: Cocok untuk Pencinta Kopi, Acara Kopi Penyangga Bumi Digelar Maret Mendatang

Buwas mengatakan bahwa terdapat satu alasan mengapa dia memutuskan untuk menaruh kedai yang menjual produk kopi miliknya tersebut. Dia ingin memicu para anggotanya yang masih muda untuk lebih kreatif dalam penanganan pangan dan pertanian.

Produk Kopi Jenderal milik Budi Waseso di Lobi Kantor Pusat Perum BULOG, Setiabudi, Jakarat Selatan, Rabu (19/2/2020). Peluncuran ini bermula ketika ia menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang saat itu sering menangani kasus ganja di Aceh, dan berinisiatif untuk mengajak para petani ganja Aceh beralih menanam kopi.KOMPAS.com/M LUKMAN PABRIYANTO Produk Kopi Jenderal milik Budi Waseso di Lobi Kantor Pusat Perum BULOG, Setiabudi, Jakarat Selatan, Rabu (19/2/2020). Peluncuran ini bermula ketika ia menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang saat itu sering menangani kasus ganja di Aceh, dan berinisiatif untuk mengajak para petani ganja Aceh beralih menanam kopi.

Menurutnya, melalui kekreatifan dalam menangani pangan dan pertanian, mereka dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Salah satunya adalah memanfaatkan hasil pertanian seperti biji kopi Nusantara yang tidak terlalu dikenal masyarakat secara umum seperti biji kopi mamasa dari Sulawesi Barat.

Kedai Kopi Jenderal – Kopi Nusantara Buwas memiliki beberapa menu yang terdiri dari minuman kopi dan minuman non-kopi. Untuk kopi, kamu akan disuguhi tujuh minuman. Di antaranya adalah Klepon Latte seharga Rp 33.000 – Rp 35.000, dan Es Kopi Susu Jenderal seharga Rp 30.000.

Kemudian ada juga Caffe Latte dan Cappucino yang masing-masing memiliki harga kisaran Rp 32.000 – Rp 34.000, dan Americano dan Mochaccino yang masing-masing memiliki harga kisaran Rp 30.000 – Rp 32.000.

Baca juga: Alasan Es Kopi Susu Mudah Diterima Lidah Orang Indonesia

Sementara untuk harga menu Manual Brew, harga akan tergantung dari kopi spesial yang sedang disediakan oleh para barista. Jika ingin coba Manual Brew, kamu harus bertanya terlebih dahulu kopi spesial apa yang sedang disajikan di hari kamu berkunjung.

Jika kamu ingin coba minuman non-kopi, kamu bisa beli Chocolate seharga Rp 30.000 – Rp 33.000, Teh Tarik seharga Rp 28.000 – Rp 30.000, dan Black Tea seharga Rp 27.000.

Kedai Kopi Jenderal – Kopi Nusantara Buwas terletak di Lobby Kantor Pusat Perum Bulog di Jalan Gatot Subroto Kav. 49, Jakarta Selatan. Apabila kamu tertarik untuk berkunjung, kedai kopi tersebut buka dari Senin – Jumat mulai pukul 09:00 – 17:00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com