Hingga saat ini, banyak para petani binaannya yang masih menjalin kerjasama dengan Buwas dalam pemasokan biji kopi. Saking banyaknya, Buwas tidak dapat memastikan berapa angka pastinya.
Maka dari itu, kini terciptalah kedai Kopi Jenderal – Kopi Nusantara Buwas yang turut menjual produk kopi yang diolah para petani kopi binaannya semasa dirinya masih turun langsung dalam program pembinaan tersebut.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa petani kopi yang perlu menjalani edukasi pengolahan biji kopi lebih lanjut.
“(Untuk berapa ton pemasokan biji kopi dalam setahun) belum bisa dikatakan stabil karena satu, memang belum bisa memproduksi dengan standar baik,” kata Buwas.
Melalui produk dan kedai kopi miliknya, Buwas berharap bisa memperkenalkan berbagai jenis kopi Nusantara kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, kedai kopinya memiliki lebih dari 50 biji kopi Nusantara mulai dari Sabang sampai Merauke.
“Tidak hanya kopi Gayo Lues saja yang bagus. Biji kopi dari Sabang sampai Merauke juga bagus. Papua bagus. Kopi Lembah Baliem di Wamena, di Sorong, di Manokwari, di Jayapura, itu produksi kopi bagus. Jadi saya ambil, saya angkat (biji kopi untuk diperkenalkan lebih luas melalui Kopi Jenderal),” tutur Buwas.
Buwas mengatakan bahwa biji kopi pertama yang ia coba racik adalah biji kopi gayo. Selama proses peracikan tersebut, dia mengaku cukup terkejut karena biji kopi tersebut sudah terkenal di Eropa sejak lama.
Baca juga: Kopi Sanggabuana, Kopi Robusta Tinggi Kafein dengan Rasa Lebih Pahit
Oleh karena itu, setelah dia membuat salah satu produk Kopi Jenderal menggunakan biji kopi gayo, ia coba pasarkan ke Eropa. Pasar penjualan kopi yang dituju salah satunya adalah Belanda.
“Kita kaya dengan kopi. Kita harus angkat kopi-kopi ini demi kesejahteraan para petani kopi dan Indonesia sebagai penghasil kopi berkualitas,” tutur Budi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.