Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ryokan Tertua di Onsen Resort Jepang Bangkrut akibat Virus Corona

Kompas.com - 29/02/2020, 09:02 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber Soranews24


KOMPAS.com – Virus corona menyebabkan banyak masalah bagi perekonomian Jepang. Terutama banyak bisnis di daerah pariwisata kini menghadapi masa depan yang tak jelas.

Di Kota Kyoto, warga lokal telah mencoba untuk membuat kampanye pariwisata “kosong” untuk menarik wisatawan.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Kyoto Kampanye Pariwisata Sepi untuk Pikat Wisatawan

 

Hal tersebut dilakukan karena sejumlah besar wisatawan dari China dan beberapa negara lainnya di dunia jatuh jumlahnya secara signifikan.

Namun bagi salah satu bisnis di Prefektur Aichi, jatuhnya jumlah wisatawan telah menyebabkan hal yang fatal. Dilansir dari situs soranews24, kini mereka terpaksa mengajukan kebangkrutan.

Baca juga: Tur Wisata Misteri di Kyoto, Mulai dari Terowongan sampai Kolam Darah

Berdasarkan informasi dari agensi pemberitaan kredit di Jepang, Tokyo Shoko Research, Fujimisou, sebuah ryokan telah mengajukan status bangkrut ke Pengadilan Distrik Nagoya pada 21 Februari.

Ryokan alias penginapan bergaya Jepang tradisional tersebut berlokasi di Nishiura, sebuah kota resor onsen di Prefektur Aichi.

Baca juga: Universal Studios Japan, Tokyo Disneyland, DisneySea Tutup karena Virus Corona

Ryokan yang memiliki 64 kamar ini berlokasi di ujung Semenanjung Atsumi. Ryokan adalah sebuah penginapan dengan fasilitas dan arsitektur khas Jepang.

Fujimisou mengajukan status bangkrut ini setelah beroperasi selama lebih dari 64 tahun.

Dahulu, Fujimisou merupakan bisnis yang sangat maju. Para tamu di sana bisa menikmati berbagai makanan laut segar yang berasal dari Teluk Mikawa. Selain itu, setiap kamar juga menawarkan pemandangan lautan yang luas.

Fujimisou mengalami keuntungan besar sekitar 550 juta yen atau sekitar Rp 72 miliar pada Desember 2005 lalu.

Namun semuanya berubah pada 2013 ketika mereka mengalami kejatuhan finansial.

Mereka kekurangan dana dan terpaksa untuk beralih ke pasar China untuk bisa tetap hidup. Dengan beralih target pasar ke wisatawan China, Fujimisou berhasil bertahan hidup dan akhirnya meraih untung kembali.

Apalagi dengan permintaan yang terus bertambah dari grup tur China ini.

Namun menurunnya jumlah wisatawan asal China sejak Januari 2020 juga menjadi kejatuhan bagi Fujimisou. Seharusnya periode tersebut adalah musim liburan Tahun Baru China.

Baca juga: Jepang Membarui Pembatasan untuk Wisatawan Terkait Virus Corona

Namun dengan adanya wabah virus corona dan pelarangan terbang dari pemerintah China, hal itu berdampak besar pada operasional ryokan.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Soranews24
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com