JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Makan Soto Betawi Haji Ma'ruf berdiri sejak 1943 di Jakarta. Meskipun sudah terkenal, rumah makan legendaris ini enggan membuka gerai waralaba.
"Pernah ditawarin buka franchise (waralaba) di Makassar, terus ada yang nawar Rp 500 juta," jelas generasi ketiga Soto Betawi Haji Ma'ruf Mufti Maulana saat ditemui Kompas.com di gerai sotonya cabang Tebet, Kamis (27/2/2020).
Baca juga: Nostalgia Tiga Generasi di Soto Betawi Haji Maruf, Berdiri Sejak 1940
Alasan ia menolak, membuka waralaba karena ingin mempertahankan kualitas rasa dibanding perkembangan bisnis yang cepat.
Ia menambahkan jika orang-orang berlomba- untuk berinovasi, tetapi visi Soto Betawi Haji Ma'ruf ingin melestarikan makanan yang asli dari Betawi.
Mufti juga menyebutkan racikan bumbu Soto Betawi Haji Ma'ruf juga masih dijaga. Tidak semua karyawannya boleh meracik bumbu dan mengolah hidangan ini.
Meski memiliki satu rumah makan utama dan empat cabang, Soto Betawi Haji Ma'ruf menggunakan sistem dapur pusat.
Makanan dimasak di dapur pusat, baru diteruskan ke cabang lain. Hal ini untuk memastikan kualitas rasa yang sama di tiap cabang.
Karyawan di Rumah Makan Soto Betawi Haji Ma'ruf juga menjadi orang-orang yang menjaga cita rasa makanan.
Baca juga: Mencicipi Soto Betawi Haji Maruf, Soto Betawi dengan Kuah Susu Pertama
"Ada karyawan yang bekerja di sini, Soto Betawi Haji Ma'ruf dari zaman kakek saya, kalau sekarang berarti sudah bekerja selama 40 tahunan," paparnya.
Soto Betawi Haji Ma'ruf menyajikan soto betawi dengan rasa asli otentik sejak dibuka pertama kali pada 1943.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.