Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TRAVEL] Ragam Jamu Khas Indonesia | Hotel Kapsul di Pesawat

Kompas.com - 03/03/2020, 06:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Ragam jamu khas Indonesia masuk dalam jajaran berita terpopuler Travel Kompas.com pada Senin kemarin. 

Berita tersebut mengaitkan dengan khasiat jamu untuk jaga imunitas yang akhirnya bisa mencegah virus corona.

Selain itu, artikel populer lainnya adalah liputan khusus terkait paspor, beberapa pantai dengan pecahan kaca hingga hotel kapsul di kelas ekonomi pesawat.

Berikut lima berita terpopuler Travel Kompas.com pada Senin 2 Maret 2020.

Tingkatkan Imun Cegah Corona, Ini Ragam Jamu Khas Indonesia

Ilustrasi penjual jamu tradisional di pasar kawasan Prawirotaman, Yogyakarta. SHUTTERSTOCK/JOHAN KUSUMA Ilustrasi penjual jamu tradisional di pasar kawasan Prawirotaman, Yogyakarta.
Sempat beredar kabar bahwa virus corona bisa ditangkal dengan ramuan jamu, yang terdiri dari ramuan jahe yang disebut mpon-mpon atau empon-empon.

Dilansir dari artikel Kompas.com, kabar ini dikaitkan dengan penelitian seorang profesor asal Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Prof Dr Chairul Anwar Nidom MS, Drh.

Terkait efeknya terhadap virus corona, Nidom mengatakan, mpon-mpon mengandung curcumin yang berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.

Di samping itu, minuman tradisional kaya khasiat asal Indonesia ini memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit (imunitas).

Terkait imunitas, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa mereka yang kondisi imunitasnya baik tidak akan tertular virus corona.

"Tidak semua yang kontak akan sakit. Yang sakit imunitas tubuhnya rendah," kata Menkes, dikutip dari berita Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Baca selengkapnya di sini.

Ada Tiga Jenis Paspor Indonesia, Apa Saja?

Paspor IndonesiaTHINKSTOCK Paspor Indonesia
Setiap warga negara yang pergi ke luar negeri harus memiliki paspor sebagai kelengkapan syarat bepergian.

Bagi kamu yang ingin berwisata ke luar negeri, perlu membuat paspor dengan jenis biasa.

Kepala Sub Seksi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Non TPI Jakarta Pusat, Sigit Adikya Putra mengatakan, Indonesia hingga kini memiliki tiga jenis paspor dengan fungsi masing-masing berbeda.

"Ada tiga jenis paspor. Paspor Diplomatik, Paspor Dinas, dan Paspor Biasa. Kalau masyarakat yang ingin bepergian wisata ke luar negeri cukup membuat paspor biasa saja," kata Sigit ketika ditemui Kompas.com di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Baca selengkapnya di sini.

Alur Pembuatan Paspor, Simak Langkah-langkahnya

Ilustrasi paspor Indonesia. SHUTTERSTOCK/TEMITIMAN Ilustrasi paspor Indonesia.
Banyak masyarakat yang belum mengetahui berbagai alur dari pembuatan paspor, mulai dari pendaftaran hingga pembayaran.

"Semua masyarakat saat ini harus mendaftar terlebih dulu lewat aplikasi Apapo," kata Sigit kepada Kompas.com di Kantor Imigrasi Kelas 1 Non TPI Jakarta Pusat.

"Setelah proses pendaftaran antrean selesai, masyarakat bisa datang ke Kantor Imigrasi yang dipilih dengan waktu dan jadwal tertera dan membawa kode booking atau barcode," lanjutnya.

Setelah pemohon menunjukkan barcode atau kode booking, petugas akan mengecek segala persyaratan. Jika persyaratan dinyatakan lengkap, masyarakat akan diberikan nomor antrean.

Baca selengkapnya di sini.

Bakal Ada Hotel Kapsul di Kelas Ekonomi Pesawat, Seperti Apa Bentuknya?

Sleeping pod di Air New Zealand.dok.Air New Zealand Sleeping pod di Air New Zealand.
Tidur di pesawat kelas Ekonomi jauh dari kata "nyaman". Namun inovasi terbaru berikut ini bisa jadi membuat tidur di pesawat semakin menyenangkan.

Melansir CNN Travel, Sabtu (29/2/2020), Air New Zealand pada Rabu (26/2/2020) lalu mematenkan pengaplikasian Economy Skynest.

Sebelumnya, mereka telah melakukan riset, pengembangan, dan percobaan kepada lebih dari 200 pelanggan di sebuah hanggar di Auckland, Selandia Baru, selama tiga tahun belakangan.

"Satu hal yang dialami oleh para pelancong kelas Ekonomi dalam penerbangan jarak jauh adalah mereka tidak bisa berbaring," kata Chief Marketing and Customer Officer Air New Zealand Mike Tod melalui pernyataan resmi maskapai tersebut.

"Pengembangan Economy Skynest merupakan sebuah tanggapan langsung terhadap tantangan tersebut," katanya.

Baca selengkapnya di sini.

Unik! Bukannya Pasir Lembut, 12 Pantai Ini Malah Diselimuti Pecahan Kaca

Ilustrasi pantai kaca di Vladivostok, Rusia. SHUTTERSTOCK/VVICCA1 Ilustrasi pantai kaca di Vladivostok, Rusia.
Di tempat sampah, pecahan kaca dari botol bekas akan jadi pemandangan yang tidak enak dilihat.

Namun jika berada di pantai dan terkena erosi oleh ombak, maka mereka akan jadi sesuatu yang cantik, layaknya batuan menyerupai permata.

Dilansir dari Far and Wide, butuh waktu sekitar 30 tahun bagi lautan untuk memecah kaca jadi bentuk tersebut.

Tidak semua pantai mampu membuat hal ini. Itulah yang membuat pantai kaca sulit untuk ditemukan.

Biasanya kamu bisa menemukan pantai tersebut di pantai yang dekat dengan tempat pembuangan dengan ombak yang konsisten.

Baca selengkapnya di sini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com