JAKARTA, KOMPAS.com - International Air Transport Association ( IATA) menyebutkan tahun ini akan jadi tahun yang berat bagi industri penerbangan dunia, khususnya maskapai di daerah Asia Pasifik.
Wabah virus corona menyebabkan bisnis maskapai jadi lesu, dengan prediksi penurunan lalu lintas dunia mencapai 4,7 persen.
Jumlah kerugian industri penerbangan dunia diprediksi mencapai 29,3 juta dollar AS
Dikutip dari siaran pers IATA, pemerintah memiliki peran penting dalam menangani krisis industri penerbangan.
Baca juga: Tahun yang Berat untuk Industri Penerbangan Dunia
Ada dua peran pemerintah yang akan berpengaruh pada krisis ini, pertama adalah peran operasi.
Maskapai penerbangan telah memiliki standar dan melakukan langkah-langkah berdasarkan International Health Regulations (IHR) untuk bersikap secara efektif dan efisien ketika terjadi kondisi kesehatan publik yang darurat seperti ini.
Maskapai penerbangan berharap agar pemerintah juga mengikuti IHR agar semua pihak memiliki pendekatan global yang efektif untuk menjaga wabah ini tak terus menyebar.
“Kami telah belajar banyak dari wabah yang pernah terjadi sebelumnya. Dan hal tersebut terefleksikan dengan baik di IHR. Pemerintah harus mengikutinya dengan konsisten,” jelas Director General dan CEO IATA, Alexandre de Juniac.
Kedua adalah peran pemimpin. Sangat penting bagi pemerintah untuk memimpin menaikkan tingkat ekonomi mereka.
Baca juga: Tingkatkan Imun Cegah Corona, Ini Ragam Jamu Khas Indonesia
Pemerintah Singapura contohnya, telah mengalokasikan dana sebesar 112 miliar dollar Singapura.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan