JAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Semeru mengalami erupsi dan menyemburkan awan panas sejauh 750 meter dari kawah utama, pada Selasa (3/3/2020) pukul 17.33 WIB.
Sementara itu, jalur pendakian Gunung Semeru masih ditutup.
"Pendakian Gunung Semeru masih ditutup sejak September 2019 pasca-kebakaran hutan," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarif Hidayat ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
Berdasarkan Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru sejak semalam, telah terjadi 23 kali letusan dengan amplitudo 11-25 mm dengan durasi 55-200 detik.
Selain itu, awan panas guguran juga terjadi sebanyak satu kali dengan amplitudo 23 mm dan durasi 540 detik.
Baca juga: Pasca Erupsi Gunung Merapi, Bandara Adi Soemarmo Kembali Dibuka
Adapun jumlah guguran sebanyak lima kali dan amplitudo 2-7 mm, berdurasi 45-130 detik. Sementara itu jumlah hembusan terjadi sebanyak 11 kali, amplitudo 3-9 mm, dan durasi 35-120 detik.
Untuk aktivitas kegempaan seperti tremor harmonik dikabarkan terjadi sebanyak 10 kali, amplitudo 3-11 mm, dan durasi 75-2.700 detik.
Selain itu, getaran banjir atau lahar hujan tercatat PGA Semeru terjadi satu kali dengan amplitudo 15 mm, dan durasi 4560 detik.
Hingga kini, status Gunung Semeru masih dalam tahap level II atau Waspada.
PGA juga merekomendasikan dua hal yang perlu diperhatikan masyarakat sekitar Gunung Semeru:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.