Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stimulus Pariwisata untuk Turis Asing Ditunda, Apa Kata Pelaku Pariwisata Indonesia?

Kompas.com - 05/03/2020, 22:57 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebijakan pemberian stimulus sektor pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) akan ditunda untuk sementara waktu, menurut pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio Senin (2/3/2020) lalu.

Baca juga: Virus Corona di Indonesia, Wishnutama Tunda Stimulus Pariwisata untuk Wisman

Melihat hal tersebut, Wakil Ketua Umum 1 Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansyah setuju dan mendukung keputusan tersebut.

“Memang (insentif) untuk wisman menjadi tidak efektif lagi karena virus corona (Covid-19) ini tersebar di mana-mana. Sudah bukan di China dan benua Asia saja. Jadi bukan langkah yang bijaksana kalau kita masih ngotot mendatangkan wisman,” kata Budijanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/3/2020).

Baca juga: Indonesia Tunda Promosi Pariwisata di Negara Terdampak Corona

Meski begitu, Budijanto mengatakan bahwa wisatawan Nusantara (wisnus) harus terus didongkrak agar industri pariwisata Indonesia tetap bisa bergerak.

Menurutnya harus ada tolak ukur yang pasti terkait keamanan Indonesia dari virus corona agar masyarakat tidak khawatir dan tetap bisa berlibur keliling Indonesia.

Kendati demikian, Budijanto menuturkan bahwa tugas tersebut tidak hanya milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saja melainkan seluruh pemerintahan Indonesia.

Pantai Melasti, salah satu wisata populer di Bali. SHUTTERSTOCK/IRISKARIGHTNOW Pantai Melasti, salah satu wisata populer di Bali.

“Harus memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat Indonesia bahwa daerah-daerah di Indonesia masih aman untuk dikunjungi (untuk berlibur),” kata Budijanto.

Senada dengan hal tersebut, Ketua ICCA Indonesia Raty Ning mengatakan bahwa pergerakan wisman akan menurun.

Dia tidak menampik kemungkinan mereka akan merasa lebih aman jika hanya berada di negara masing-masing.

Oleh karena itu, situasi pariwisata Indonesia saat ini terkait mendatangkan wisman ke dalam negeri berada dalam kondisi wait and see.

“Lihat dulu 2 - 3 bulan ke depan. Lihat dulu pergerakan virus corona seperti apa. Apakah bisa ditangani atau tidak. Mungkin dari situ pemerintah juga akan lihat apa langkah selanjutnya karena ini situasi sulit,” tutur Raty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/3/2020).

Raty juga mengatakan bahwa industri pariwisata Indonesia tidak bisa mempromosikan kalau Indonesia hingga detik ini aman karena hanya memiliki dua WNI positif virus corona.

Pink Beach di Komodo National Park. SHUTTERSTOCK/PRAWAT THANANITHAPORN Pink Beach di Komodo National Park.

Sebab hingga minggu lalu, menurut Raty Indonesia masih aman. Namun pada Senin (2/3/2020) lalu, muncul pemberitaan soal Indonesia positif corona.

“Semua keputusan yang pemerintah lakukan pun saya rasa keputusan by the day (harus melihat situasi per hari seperti apa demi membuat keputusan yang tepat bagi masyarakat),” kata Raty.

Meski begitu, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menuturkan bahwa penangguhan insentif sektor pariwisata yang ditujukan kepada wisman dirasa perlu dibicarakan kembali bersama para penggiat pariwisata.

Sebab, terdapat masyarakat di beberapa daerah di Indonesia yang pendapatannya hanya dari pariwisata wisman saja.

Adanya penangguhan sementara tersebut dirasa akan mengurangi minat wisman datang ke Indonesia. Hal tersebut menyebabkan pendapatan masyarakat di beberapa daerah tersebut kian menurun.

“Seharusnya tidak perlu, tetap berjalan tapi terkoordinasi dengan baik,” kata Maulana saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Panduan Lengkap Menghadapi Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com