Kendati berbagai promosi tetap dilakukan, Budijanto mengingatkan, masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berkunjung dalam waktu dekat.
"Lebih baik konsentrasi (mulai) pada akhir tahun atau kuartal tiga. Kita harapkan saat itu virus corona sudah mulai teratasi. Saat itulah kita bisa berjualan dengan baik," kata Budijanto.
"Jadi promosi yang dilakukan atau atraksi wisata yang ditawarkan itu untuk nanti, bukan saat ini," lanjutnya.
Baca juga: Pertunjukan Music Special Symphony of the Sea Ancol Ditunda karena Virus Corona
Oleh karena itu, ia berharap promosi yang diberikan tidak hanya bisa digunakan dalam waktu dekat, namun dalam jangka waktu lama.
Dengan begitu, orang yang membeli tidak harus pergi berlibur saat ini, melainkan saat virus corona Indonesia dituntaskan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, selain promosi harga hotel, perlu juga pemberian insentif untuk pelaku industri dari pemerintah.
Ia berharap, rencana pemberian insentif pemerintah kepada hotel dan restoran dengan penghilangan pajak daerah sebesar 10 persen tidak hanya diberikan kepada 10 destinasi.
Baca juga: Antisipasi Corona, Tersedia Hand Sanitizer di Seluruh Stasiun KA Bandara
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Astindo Pauline Suharno sepakat promosi wisata domestik tetap harus dilakukan. Namun, ia tidak menampik minat beli masyarakat Indonesia yang turun.
"Terlebih, sebentar lagi puasa. Orang cenderung lebih konsumtif. Dengan ekonomi tidak menentu dalam waktu tidak menentu, mereka akan lebih hati-hati dalam melakukan pengeluaran," kata Pauline.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.