Menurut I Made Ramia, harga hotel memang selalu bisa berubah dengan sangat cepat. Biasanya menyesuaikan dengan tingkat okupansi hotel tersebut.
“Misalnya, okupansi di atas 60 persen harganya mungkin jauh lebih tinggi dari biasanya. Kalau okupansi sekitar 30 persem, pasti berkurang harganya. Itu namanya dynamic pricing,” ujar Made.
Baca juga: Dinner Romantis di Bali, Makan Malam di 5 Restoran Tepi Laut Kawasan Seminyak
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani.
Pada Kompas.com ia mengatakan bahwa hotel pasti akan memberikan diskon dan harga khusus terkait kondisi okupansi yang menurun.
“Itu sudah otomatis. Jika okupansi rendah, maka mereka pasti akan mengikuti permintaan (pasar). Pasti akan ada penurunan harga,” kata Haryadi.
Dengan kondisi okupansi hotel-hotel di Bali yang berkisar di angka 50 persen, otomatis harga-harga hotel pun menyesuaikan jadi lebih rendah daripada biasanya.
Bisa dibilang inilah saat yang tepat untuk belibur ke Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.